Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (15/6) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah 0,11% pada level 6692,03 dari dibuka pada level 6699,71 di awal perdagangan hari ini.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 469 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 20 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp175 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 116 saham terkoreksi, sebanyak 162 saham menguat dan sebanyak 245 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, BNI Sekuritas melihat IHSG secara teknikal masih akan mengalami trend bearish, selama di bawah 6.815 dan IHSG closing di level 6.719, di atas 5- day Moving Average (6.684).
Indikator MACD bearish, Stochastic overbought, candle long legged doji. Investor asing mencatatkan Net Foreign Sell sebesar Rp 702,96 miliar. Dalam sepekan, tercatat Net Foreign Sell sebesar Rp 1,45 triliun dan Net Foreign Buy Rp 19,62 triliun (ytd).
“Level resistance berada 6.719/6.767 dengan support 6.675/6.562,” ujar Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra dalam risetnya di Jakarta, 15 Juni 2023.
Pada perdagangan kemarin (14/6) sebagian besar bursa di kawasan regional Asia Pasifik menguat. Kenaikan terjadi setelah AS menyampaikan inflasi Mei 2023 sebesar 4% yoy, di bawah perkiraan. Hal ini memberikan kesempatan bagi the Fed untuk tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan yang berakhir pada tanggal 14 Juni 2023.
Hal ini terlihat dari indeks Nikkei yang melanjutkan kenaikannya dengan mencatat penguatan signifikan sebesar 1,47%. Namun di sisi lain Hang Seng dan IHSG melemah dan hari ini Hong Kong akan menetapkan suku bunga.
Sedangkan, pada perdagangan wall street cukup bervariasi, dengan indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah sebesar 0,68%, namun di sisi lain S&P 500 menguat sebesar 0,08%, begitu juga dengan indeks Nasdaq yang naik sebesar 0,39%.
Adapun, Federal Reserve tidak menaikkan suku bunga dan memberikan sinyal bahwa terdapat kemajuan dalam melawan inflasi. Namun, lembaga tersebut juga mengindikasikan bahwa mereka akan melakukan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali lagi pada tahun ini. Tingkat pertumbuhan ekonomi Inggris pada April 2023 sebesar 0,5% yoy. (*)
Editor: Galih Pratama