Keluar dari BSI, Muhammadiyah Mulai Merapat ke Bank-bank Lain, Ini Daftarnya

Keluar dari BSI, Muhammadiyah Mulai Merapat ke Bank-bank Lain, Ini Daftarnya

Jakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara bertahap telah mengalihkan dananya dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) ke sejumlah bank syariah di Tanah Air.

Keputusan pengalihan dana PP Muhammadiyah tertuang di dalam Memo Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana yang dikeluarkan pada 30 Mei 2024.

Berdasarkan pengamatan Infobanknews, sejumlah Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah juga telah menjalankan instruksi tersebut secara bertahap dengan mengalihkan tabungan dalam bentuk giro, deposit, hingga payroll, ke sejumlah bank syariah selain BSI.

Lalu, bank apa saja yang jadi pilihan Muhammadiyah dalam mengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)-nya?

  • Bank BCA Syariah

Pertama, ada Bank BCA Syariah. Pimpinan Pusat Muhammadiyah belum lama ini memutuskan untuk  menjalin kerja sama dengan Bank BCA Syariah dalam penyediaan produk dan jasa perbankan syariah.

Kerja sama ini diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman antara PP Muhammadiyah dan PT Bank BCA Syariah, di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (2/7/2024).

Baca juga: Muhammadiyah Dikabarkan Bakal Akuisisi KB Bank Syariah, Begini Tanggapan OJK 

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, proses kerja sama dengan BCA Syariah telah dimulai sejak enam bulan lalu. Ia juga memastikan, dana simpanan milik Muhammadiyah tersebar di berbagai tempat.

“Dalam menjalin kerja sama, Muhammadiyah menyukai sistem good government dan professional,” ujarnya dikutip 15 Juli 2024.  

Per Maret 2024, BCA Syariah memiliki aset Rp14,35 triliun, atau naik 14,51 persen year on year (yoy). Dengan aset itu, BCA Syariah menggengam market share 1,64 persen terhadap total aset industri perbankan syariah nasional yang berada di level Rp870,22 triliun di kuartal I 2024.

Dari sisi intermediasi, anak usaha BCA ini mampu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp9,32 triliun pada kuartal I 2024 atau tumbuh 20,7 persen year on year (yoy).

Sementara BCA Syariah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp10,69 triliun pada kuartal I 2024 atau naik 14,65 persen yoy di kuartal I 2024.

  • KB Bank Syariah

Selanjutnya, ada KB Bank Syariah (KBBS) yang menjalin kerja sama dengan PT Surya Finansial Utama (SFU), yang merupakan Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) pada Kamis, 11 Juli 2024.

KB Syariah akan memiliki close loop access yang luas kepada AUM dan Insan Muhammadiyah sebagai calon penyimpan iB Siaga, produk iB Haji, debitur pembiayaan multiguna syariah, kepemilikan rumah, kepemilikan emas, bahkan aktivitas transaksi sehari-hari pembelian kredit, token listrik, bayar tagihan, dan lain-lain.

Per Maret 2024, KB Bank Syariah sendiri memiliki total aset Rp7,69 triliun atau naik 10,91 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp6,85 triliun.

Dengan aset itu, KB Bank Syariah memiliki market share 0,88 persen terhadap total aset industri perbankan syariah nasional di periode kuartal I 2024.

Adapun dari sisi penyimpanan dana, KB Bank Syariah berhasil mengumpulkan DPK Rp5,99 triliun per Maret 2024. DPK ini tumbuh 9,89 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,4 triliun.

  • Bank Sumut Syariah

Melalui Unit Usaha Syariah-nya, Bank Sumut juga baru saja melakukan kerja sama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Utara (Sumut). Bank Sumut akan menyediakan berbagai layanan perbankan seperti pembukaan rekening, pembiayaan, serta produk dan layanan keuangan lainnya yang berprinsip syariah.

Direktur Bisnis dan Syariah Bank Sumut Syafrizalsyah menyatakan apresiasi atas sinergi yang terjalin dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut untuk memberikan kemudahan akses keuangan.

“Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi besar memiliki peran penting dalam perekonomian dan masyarakat. Melalui MoU ini, kami berharap dapat memberikan kemudahan akses layanan keuangan yang lebih baik bagi seluruh anggota Muhammadiyah di Sumut,” kata Syafrizalsyah awal Juli lalu.

Jika ditarik dari sisi kinerja, sepanjang tiga bulan pertama 2024, UUS Bank Sumut memiliki total aset Rp3,48 triliun atau 0,40 persen terhadap total aset industri perbankan syariah nasional di kuartal I 2024.

Per Maret 2024, pembiayaan Bank Sumut Syariah mencapai Rp2,60 triliun atau tumbuh 0,87 persen secara tahunan. Adapun dari penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp2,26 triliun atau terkoreksi 15,11 persen.

  • Bank DKI Syariah

Selanjutnya, Muhammadiyah menjalin kerja sama dengan Bank DKI melalui unit usaha syariah-nya yang menyediakan produk dan layanan keuangan syariah bagi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta.

Adapun produknya mulai dari pembukaan produk tabungan, giro dan deposito, produk pembiayaan konsumer seperti Kredit Multi Guna iB dan KPR iB baik komersil maupun Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), serta pembiayaan ritel dan korporasi.

Ruang lingkup MoU ini juga mencakup keagenan koperasi, layanan pendaftaran haji dan umrah, pemanfaatan produk dan layanan, serta program yang berdasarkan prinsip perbankan syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional.

Per Maret 2024, UUS Bank DKI mencatatkan total aset Rp78,17 triliun. Dengan aset itu, UUS Bank DKI memiliki market share 1,64 persen terhadap total aset industri perbankan syariah nasional di kuartal I 2024.

Baca juga: Perluas Pangsa Pasar, KB Bank Syariah Gandeng Badan Usaha Muhammadiyah
  • Bank BJB Syariah

Muhammadiyah juga memilih menjalin kerja sama dengan PT Bank Jabar Banten Syariah (Bank BJB Syariah). Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dilakukan secara bertahap di beberapa wilayah, termasuk Tasikmalaya, Depok, dan Tangerang pada awal Juli lalu.

Adapun kerja sama ini mencakup penggunaan produk dan jasa layanan perbankan, seperti payroll, pembiayaan, dan penerapan sistem aplikasi Universitas Muhammadiyah.

Per Maret 2024, Bank BJB memiliki total aset Rp202,5 triliun atau tumbuh 15,2 persen dibanding tahun lalu. Aset tersebut setara 23,26 persen dari total aset industri perbankan syariah nasional di kuartal I 2024.

Sementara DPK Bank BJB tercatat Rp154,1 triliun, tumbuh 18,7 persen secara tahunan. Sedangkan pembiayaan juga tumbuh 12 persen menjadi Rp130,5 triliun. (*)

Related Posts

News Update

Top News