Surabaya – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan menggenjot penyaluran kredit di daerah agar kinerja bisnis perseroan semakin positif. Hal ini sejalan dengan potensi bisnis properti di daerah yang masih sangat tinggi.
Managing Director Strategy, Compliance, & Risk Bank BTN, R. Mahelan Prabantarikso mengatakan, dengan memaksimalkan kredit ke daerah, diyakini akan mendongkrak pertumbuhan kredit perseroan yang dipatok 21-23 persen di tahun ini. Salah satu daerah yang potensial yakni Jawa Timur (Jatim).
Dia mengatakan, per akhir tahun lalu, perseroan telah mencatatkan diri sebagai pemimpin pasar KPR di Jawa Timur dengan pangsa sebesar 54 persen. Menurutnya, perseroan akan tetap gencar menyalurkan KPR di Jatim, mengingat permintaan hunian di provinsi tersebut masih sangat tinggi.
Lebih lanjut dia menambahkan, bahwa dari hasil riset Bank BTN menunjukkan permintaan akan hunian di Jatim mencapai sekitar lebih dari 230.000 unit pada 2017. Namun, pasokan rumah di wilayah ini baru mencapai sekitar 7 persen dari permintaan atau setara lebih dari 15.000 unit rumah.
Sementara itu, kata dia, pada tahun ini, emiten bersandi saham BBTN tersebut membidik dapat menyalurkan KPR untuk lebih dari 18.000 unit rumah atau melebihi pasokan unit rumah yang ada.
“Kami tetap optimistis mencapai target, kendati posisi target berada di atas pasokan hunian yang ada. Untuk itu tahun ini Bank BTN akan gencar bermitra dengan REI dan APERSI dalam meningkatkan pasokan unit hunian bagi masyarakat di Jawa Timur,” ujar Mahelan dalam Public Expose Marathon di Surabaya, Rabu, 30 Agustus 2017.
Sejak 2015, tambah Mahelan, pertumbuhan realisasi KPR Bank BTN di Jatim memang terus menunjukkan pertumbuhan positif. Di segmen KPR Non-Subsidi, realisasi KPR Non-Subsidi Bank BTN naik di level 18,38 persen secara tahunan (yoy) per akhir tahun lalu. Realisasi di segmen KPR Subsidi pun melaju lebih tinggi sebesar 69,22 persen yoy per akhir tahun lalu.
Hingga Juni 2017, Bank BTN telah menyalurkan KPR sekitar 7.500 unit rumah di Jatim. Untuk KPR Non-Subsidi, Bank BTN telah menyalurkan kredit sekitar 3.550 unit rumah atau setara Rp1,07 triliun. Pada segmen ini, kota-kota besar seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Malang masih mendominasi penyaluran KPR Non-Subsidi terbanyak.
Kemudian, pada segmen KPR Subsidi, Bank BTN telah menyalurkan pinjaman untuk pemilikan hampir 3.950 unit rumah atau senilai Rp414 miliar. Untuk jenis KPR ini, kota-kota berkembang seperti Jember, Malang, dan Gresik tercatat sebagai wilayah dengan penyaluran kredit terbanyak.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan, permintaan hunian di Surabaya memang masih tinggi sehingga mengerek naik harga rumah di wilayah tersebut. Data Bank Sentral mencatat, per Juni 2017, Surabaya mencatatkan kenaikan harga rumah tertinggi di Indonesia atau sebesar 7,75 persen yoy. (*)