Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau perbankan untuk tidak mengerem penyaluran kredit di tahun politik. Hal ini guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 5,2 persen.
Menkeu menjelaskan, bahwa kinerja investasi di dalam negeri mulai tumbuh cukup baik. Tercermin dari pertumbuhan kredit yang masih tumbuh positif, meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan.
Baca juga: BI Catat Penyaluran Kredit Capai Rp6.930 Triliun, Ini Sektor yang Mendominasi
“Makanya disampaikan jangan sampai 2024 ada sedikit ngerem untuk credit growth, ini nanti akan jadi persoalan dari sisi investment,” ujarnya belum lama ini di Jakarta.
Di sisi lain, pemerintah akan terus mendukung dari sisi fiskal guna mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk dari sisi fundamental jangka panjang.
“Jadi policy tetap dari sisi fiskal kita akan tetap supportif baik sisi fundamental jangka panjang seperti penidikan, infrastruktur, kesehatan, maupun yang sifatnya cyclical jangka pendek, yaitu melakukan counter cyclical yang memang kita lakukan pada saat pandemi,” pungkasnya.
Baca juga: Laju Kredit Bank Belum Cukup Topang Target Pertumbuhan Ekonomi Para Capres
Sebagai informasi, hingga November 2023, kredit perbankan tumbuh 9,74 persen secara tahunan (yoy) pada November 2023. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yaitu 8,99 persen yoy.
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi dan rumah tangga.
Adapun, Bank Indonesia (BI) menargetkan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2023 menjadi 9–11 persen yoy. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra