Jakarta – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) terus melakukan transformasi digital untuk mencapai target kinerja operasional ekselen sebesar 70 persen pada 2025.
Salah satu langkah strategisnya adalah dengan mengembangkan Sistem Manajemen Konstruksi Terintegrasi yang memantau kinerja proyek secara real-time dan berfungsi sebagai Early Warning System (EWS).
Sistem Manajemen Konstruksi Terintegrasi dirancang untuk mengevaluasi apakah proyek berjalan sesuai rencana dan mendeteksi kendala sejak dini.
Baca juga: Proyek Bendungan Rukoh Waskita Karya Serap 80 Persen Tenaga Kerja Lokal
Sistem ini memadukan berbagai teknologi canggih, seperti:
- System Application and Product (SAP)
- Building Information Modelling (BIM) 4D/5D
- Geographic Information System (GIS)
- Master Schedule
- Earn Value Analysis (EVA)
Semua sistem tersebut terintegrasi dalam Procurement Schedule, Digital Control Tower, dan Value Stream Booster (VSB), yang selanjutnya digunakan untuk proses Site Diagnostic Collaboration. Dengan integrasi ini, perusahaan dapat memprediksi, menindaklanjuti, dan mengambil keputusan strategis dengan lebih akurat.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa integrasi berbagai sistem digital ini menghasilkan Project Performance Index (PPI).
“Integrasi berbagai sistem tersebut kemudian menghasilkan Project Performance Index (PPI) yang mana dapat memantau langsung kinerja proyek kapan pun di mana pun secara real time melalui aplikasi di PC, iOS, serta Android,” ujar Ermy dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025.
Baca juga: Begini Strategi Waskita Karya (WSKT) Genjot Transformasi Berkelanjutan
Berdasarkan PPI, kinerja operasional ekselen Waskita Karya meningkat dari 21 persen pada Agustus 2024 menjadi 45 persen per Desember 2024. Waskita menargetkan peningkatan kinerja hingga 70 persen pada 2025. Sistem ini mulai diimplementasikan sejak September 2024.
Satu-Satunya di Indonesia, Waskita Ajukan Hak Paten
Ermy mengklaim Waskita Karya sebagai perusahaan konstruksi pertama di Indonesia yang menerapkan sistem manajemen konstruksi terintegrasi ini.
“Waskita Karya merupakan perusahaan konstruksi pertama dan satu-satunya, yang menerapkan Sistem Manajemen Konstruksi Terintegasi. Maka rencananya, kami akan mendaftarkan Hak Paten inovasi digital ini,” ucap Ermy dalam keterangan resmi di Jakarta, 20 Februari 2025.
Baca juga: Waskita Beton Precast Raih Kontrak Baru Rp2,22 Triliun per November 2024, Ini Rinciannya
Adapun implementasi sistem ini membawa dampak positif, termasuk efisiensi biaya internal dan pengelolaan operasional yang lebih optimal.
“Dengan begitu dapat mengoptimalisasi aspek operasional, karena fokus pada proyek berskala besar. Kemudian penggunaan Internet of Things (IoT) mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi, lalu mengoptimalisasi penggunaan tenaga kerja serta peralatan, juga mengendalikan biaya material,” imbuh Ermy.
Integrasi sistem digital ini diharapkan mempercepat pertumbuhan bisnis Waskita Karya dengan memaksimalkan pendapatan.
Selain itu, perusahaan juga memperkuat pondasi internal melalui penguatan peran Governance, Risk, and Compliance (GRC) serta pengelolaan biaya dan kegiatan operasional yang lebih efisien. (*)
Editor: Yulian Saputra