KEIN Yakin Turunnya BI 7-day Bakal Topang Kredit Tumbuh 10%

KEIN Yakin Turunnya BI 7-day Bakal Topang Kredit Tumbuh 10%

Jakarta – Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai, diturunkannya suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,5 persen, diyakini akan berdampak terhadap pertumbuhan kredit yang diperkirakan dapat tumbuh double digit hingga akhir tahun ini.

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mengatakan, langkah positif yang diambil Bank Sentral ini tentu akan menggerakkan sektor riil. Dalam hal ini, sektor riil membutuhkan kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI) untuk melakukan ekspansi. Kondisi tersebut tentu akan menopang permintaan dan pertumbuhan kredit perbankan.

“Kita harapkan transmisi kebijakan ke perbankannya tidak begitu lama dan dapat mendorong pertumbuhan kredit yang tadinya single digit menjadi double digit. Dan saya yakin kita bisa double digit disekitar 10 persen,” ujar Arif saat dihubungi Infobank, di Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2017.

Proyeksi KEIN terhadap pertumbuhan kredit yang dikisaran 10 persen ini, juga sejalan dengan Bank Indonesia yang telah memangkas proyeksi pertumbuhan kredit di 2017 dari 10-12 persen menjadi 8-10 persen. KEIN meyakini, pertumbuhan kredit perbankan akan berada pada batas atas dari proyeksi BI terhadap pertumbuhan kredit.

“Saya rasa penurunan BI 7-day ini langkah bagus yang dilakukan Bank Sentral. Ada kebalikan arah perekonomian global, kemudian inflasi kita juga terjaga, kemudian yang ketiga yang saya lihat memang current account deficit kita juga relatif membaik. Ini tentu akan mendorong kredit perbankan,” ucapnya.

Di sisi lain, lanjut dia, ekspansi yang dilakukan sektor riil juga nantinya akan diikuti oleh belanja pemerintah yang lebih cepat terserap. Kemudian kegiatan ekspor juga akan meningkat yang tentu dalam hal ini akan mendorong surplus neraca perdagangan. Sehingga ekonomi nasional akan ikut tertopang lagi.

“Permintaan terhadap komponen barang di Indonesia cukup baik. Tentu saja ekspansi sektor riil yang diikuti dengan belanja pemerintah dan ekspor yang meningkat, maka akan dorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerja serta ‎meningkatkan daya beli dimasyrakat,” paparnya.

Sementara itu, guna mendukung pembiayaan perekonomian sekaligus memperdalam pasar keuangan, Bank Indonesia bersama dengan otoritas terkait mengaku akan mempercepat proses konsolidasi perbankan serta mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan korporasi melalui pasar keuangan.

“Kebijakan ini bersama dengan penurunan suku bunga ditujukan untuk mendorong intermediasi perbankan yang lebih optimal guna mendukung upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional,” kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo kemarin. (*)

Related Posts

News Update

Top News