Jakarta – Teknologi digital yang berkembang pesat memudahkan segala sesuatunya, tanpa terkecuali penerapan governance atau tata kelola pada market (pasar).
“Dengan munculnya Covid-19, kita sadar governance itu ternyata mudah berkat adanya digital,” ujar Ilya Avianti selaku Guru Besar Akuntansi FEB UNPAD dan penulis buku berjudul “Digital Governance Book”, pada diskusi virtual “Digital Governance Talk Show”, Kamis, 22 Oktober 2020.
Ia menjelaskan bagaimana digitalisasi membawa sistem governance ke level yang semakin efisien, namun juga efektif.
“Kunci dari governance yang baik itu adalah integritas, kejujuran. Dengan integritas, maka semua dapat berjalan tertib. Nah, ini semua kita rasakan di era digital ini. Gojek dan pengguna saling review, marketplace antara penjual dan pembeli saling review, oh ini barangnya bagus, penjualnya tak pernah bohong. Nah, itu governance,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan pentingnya self regulation pada setiap pelaku pasar yang bermain, tapi dengan batasan tidak boleh terlalu intervensi pasar.
“Jadi, sekarang pertanyaannya regulasi itu masih perlu tidak, ya masih perlu. Pemerintah harus hadir menyediakan payung untuk mereka semua, tapi biarlah mereka yang bersangkutan saling buat aturannya,” ucapnya.
Baginya, sekarang adalah eranya digital governance dimana governance nya sudah otomatis melekat pada digital platform. Sudah inherent dengan digital platform. (*) Steven