Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan angka kebutuhan investasi pada tahun 2020 sebesar Rp5.802 triliun hingga Rp5.823 triliun. Angka tersebut tercatat tumbuh sekitar 7% bila dibandingkan dengan kebutuhan investasi pada tahun 2019.
Sri Mulyani menyebut, tingginya kebutuhan investasi tersebut sebagai motor pergerak pertumbuhan ekonomi tahun depan.
“Jika lihat komposisi pelaku investasi baik investasi berasal dari pemerintah, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), perusahaan non bumn, PMA (Penanaman Modal Asing) dan dari sisi pure private, kebutuhan investasi adalah antara Rp5.802 triliun hingga Rp5.823 triliun,” ujarnya, di Jakarta, Kamis 13 Juni 2019.
Dirinya menyebutkan, sektor swasta ditargetkan menjadi penyumbang utama dalam investasi tahun 2020. Total investasi yang diperkirakan dari swasta sebesar Rp4.205 triliun hingga Rp4.221 triliun.
“Pada sektor BUMN, pemerintah memberikan target investasi Rp471 triliun hingga Rp473 triliun pada tahun 2020,” tambah Sri Mulyani.
Sementara dari perusahaan publik (non BUMN) diperkirakan menyumbang antara Rp143,2 triliun hingga Rp143,7 triliun. Lalu untuk penanaman modal asing ditargetkan mampu menyumbangkan angka investasi sebesar Rp426 triliun hingga Rp428 triliun.
Kemudian, untuk investasi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah diharapkan memberi investasi sebesar Rp540 trilun hingga Rp572 triliun. Lebih rinci lagi, sumbangsih pemerintah pusat sebesar Rp246 triliun hingga Rp261 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp293 triliun hingga Rp310 triliun. (REZ)