Kebijakan Bunga Negatif Dorong Pinjaman Perbankan Eropa

Kebijakan Bunga Negatif Dorong Pinjaman Perbankan Eropa

oleh Agung Galih Satwiko

 

PASAR saham di Asia kemarin menguat, investor kembali membeli saham-saham yang undervalued akibat turunnya harga saham pada hari sebelumnya. Indeks Nikkei Jepang naik 3,7% setelah Yen melemah hingga 109 Yen per USD, dan indeks Shanghai composite naik 0,3%. Di Eropa, FTSE 100 Inggris naik 0,8%, dan S&P 500 di AS naik 0,3%.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda menyatakan bahwa kebijakan moneter Jepang pada pertemuan minggu depan, 26-27 April, akan dipengaruhi oleh hasil FOMC meeting sehari seblumnya. Bank of Japan menjelaskan bahwa penguatan Yen yang terjadi pada triwulan I tahun 2016 ini turut dipengaruhi oleh posisi the Fed yang tidak menaikkan tingkat bunga secara tergesa-gesa, namun bertahap kenaikan tingkat bunga AS seharusnya akan memperkuat mata uang USD dan melemahkan Yen. Sementara itu data neraca perdagangan Jepang bulan Maret dilaporkan surplus sebesar 755 miliar Yen atau sekitar USD6,9 miliar. Mata uang Yen yang kuat menolong untuk memotong biaya impor, meskipun ekspor juga menurun.

China, produsen emas terbesar di dunia, mengambil langkah signifikan dalam upayanya menjadi pemimpin dalam menentukan harga emas dunia. Kemarin Shanghai Gold Exchange memperkenalkan Shanghai Gold Fix, yaitu penetapan harga emas per gram dua kali sehari. Langkah ini akan membuat China semakin berperan dalam mengendalikan harga emas dunia. China sendiri bukan hanya produsen emas terbesar di dunia, namun juga pembeli terbesar emas di dunia, tandem dengan India.

Setelah menetapkan tingkat bunga acuan repo rate 7 hari sebesar 1,5% kemarin Bank of Korea menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun 2016 menjadi 2,8% dari sebelumnya 3%. Sementara itu ekspektasi inflasi juga diturunkan dari 1,4% menjadi 1,2%. Ekonomi Korea menunjukkan perbaikan yang tidak terlalu signifikan, sehingga BOK memilih untuk mempertahankan tingkat bunga acuan dan mencadangkan opsi penurunan tingkat bunga acuan manakala kondisi ekonomi memburuk di kemudian hari.

Hasil survei ECB yang dirilis kemarin menunjukkan kebijakan moneter yang sangat akomodatif dari bank sentral termasuk kebijakan tingkat bunga negatif membawa dampak positif terhadap pinjaman perbankan di zona Eropa, meskipun hal itu menurunkan profitabilitas perbankan. Perbankan di Eropa memperlunak prasyarat pinjaman kepada debitor, kecuali debitor dalam rangka kredit perumahan. Dana yang diperoleh dari ECB diteruskan menjadi pinjaman perbankan berbunga rendah yang menyempitkan net interest margin, karena tingkat bunga deposito tidak dapat turun lebih jauh lagi.

Intel Corp. menyatakan akan mengurangi pekerjanya sebanyak 12.000 orang atau 11% dari jumlah keseluruhan pekerja. Hal ini dilakukan dalam transisi Intel dari perusahaan yang fokus pada chip computer menjadi perusahaan yang menyediakan jasa komputasi awan (cloud computing) dan system server. Secara keseluruhan kinerja Intel pada triwulan I relatif stagnan. Intel melaporkan laba USD2,05 miliar atau USD0,42 per lembar saham, naik tipis dibandingkan laba triwulan I tahun sebelumnya sebesar USD1,99 miliar atau USD0,41 per lembar saham. Sementara itu laba bersih Goldman Sachs triwulan I dilaporkan sebesar USD1,14 miliar jatuh 60% dibandingkan triwulan I tahun sebelumnya. Penurunan laba bersih tersebut terjadi di semua segmen operasi Goldman Sachs.

Harga minyak dunia kembali naik setelah unjuk rasa pekerja perusahaan minyak di Kuwait berlanjut kemarin. Pekerja memprotes adanya proposal untuk memotong penghasilan dan tunjangan pekerja.  Namun demikian informasi pagi ini WIB unjuk rasa tersebut telah berakhir. WTI crude Nymex untuk pengiriman Mei naik USD1,30 (3,3%) ke level USD41,1 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Juni naik USD1,12 (2,6%) ke level USD44,0 per barrel.

Yield UST naik setelah terjadi rally di pasar ekuitas global. Yield UST 10 tahun naik 2 bps ke level 1,79%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 tahun telah turun 48 bps (akhir tahun lalu 2,27%). Sementara itu yield UST 30 tahun juga naik 2 bps ke level 2,60%. Meskipun UST naik belakangan ini, namun secara umum level UST masih berada di kisaran level terendah dalam 1 tahun terakhir, karena pelaku pasar melihat pertumbuhan ekonomi yang masih rendah serta ekspektasi inflasi ke depan yang juga rendah.

Pasar SUN ditutup menguat, yield SUN tenor 10 tahun turun 2 bps ke level 7,42%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 132 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG ditutup naik 16 poin (0,3%) ke level 4.882. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp153 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp5,4 triliun. Sejak awal tahun, IHSG membukukan peningkatan indeks sebesar 6,3% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Sementara itu, nilai tukar Rupiah menguat Rp34 ke level Rp13.136 per Dolar AS. Rupiah telah menguat Rp652 (4,7%) sejak akhir tahun lalu (Rp13.788/USD). NDF 1 bulan menguat Rp30 ke level Rp13.112 per Dolar AS. Penguatan NDF melampaui spot menunjukkan dalam waktu dekat Rupiah akan menguat. Sementara itu persepsi risiko turun, CDS 5 tahun turun 5 bps ke level 197. CDS Indonesia 5 tahun telah turun 33 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 230 bps. (*)

Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK

Related Posts

News Update

Top News