Bangkok – Tidak hanya di Thailand, Kasikorn Bank (KBank) juga melihat potensi besar di pasar Indonesia, terutama melalui kepemilikan sahamnya di Bank Maspion.
Voranuch Dejakaisaya, Executive Chairman KBTG, menjelaskan bahwa Kasikorn Business-Technology Group (KBTG), unit bisnis KBank yang menangani seluruh aspek operasional teknologi dan mendukung transformasi digital yang tengah dijalankan oleh KBank dan KBank Group, saat ini tengah fokus untuk mendukung pengembangan teknologi di Bank Maspion dengan tiga prioritas utama, yaitu pengelolaan data, penguatan infrastruktur teknologi, termasuk keamanan siber, serta inovasi untuk pengembangan bisnis.
“Kami ingin meningkatkan kapabilitas digital Bank Maspion dan sudah berdiskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai rencana ini. Kami berharap tahun depan kami bisa mengimplementasikan K Plus, mobile banking milik KBank yang telah digunakan oleh lebih dari 20 juta pengguna di Thailand, untuk nasabah Bank Maspion. Dengan K Plus, kami yakin dapat memberikan layanan perbankan yang lebih canggih dan memudahkan bagi nasabah di Indonesia,” katanya di Bangkok, Thailand, Kamis, 17 Oktober 2024.
Baca juga: Caplok Bank Maspion, KBank Siap Literasi Masyarakat
Menurut Voranuch, Indonesia adalah pasar yang sangat menjanjikan untuk perkembangan digitalisasi perbankan.
“Kami melihat peluang besar di Indonesia, dan digitalisasi akan menjadi kunci utama untuk mempercepat pertumbuhan Bank Maspion ke depan. Kami yakin bahwa teknologi dapat menjadi pendorong utama dalam meningkatkan daya saing Bank Maspion di industri perbankan Indonesia,” tambahnya.
Sebagai anak perusahaan dari KBank, KBTG memiliki peran yang sangat vital dalam memastikan keberlanjutan operasional teknologi bank, termasuk mengelola lebih dari 400 aplikasi yang digunakan untuk berbagai keperluan bisnis dan layanan perbankan.
Pembentukan KBTG tidak hanya menjadi solusi untuk merampingkan hirarki organisasi dalam KBank, tetapi juga mempercepat inovasi digital yang diperlukan di era modern ini.
Voranuch juga menjelaskan latar belakang pembentukan KBTG serta fokus dan strategi yang diambil perusahaan ini dalam mendukung transformasi digital KBank.
“KBank memutuskan untuk memisahkan unit bisnis teknologinya dengan mendirikan KBTG karena beberapa tahun lalu kami banyak melakukan outsource teknologi ke pihak luar. Hal tersebut mulai menjadi tantangan dalam hal efisiensi dan kontrol kualitas,” ujarnya.
“Pada 2016, kami mulai mempersiapkan KBTG, dan untuk itu, kami merekrut banyak tenaga IT berbakat. Dengan ini, kami bisa menarik talenta terbaik untuk berinovasi dan mengembangkan teknologi yang lebih sesuai dengan kebutuhan KBank,” tambahnya.
Salah satu alasan lain di balik pembentukan KBTG adalah untuk memotong hirarki dalam struktur KBank yang dinilai terlalu panjang.
“Bank adalah institusi yang memiliki hirarki sangat panjang, dan ini dapat memperlambat proses inovasi. Dengan KBTG, kami mampu memangkas hirarki tersebut dan memberikan fokus penuh pada pengembangan teknologi yang diperlukan,” lanjut Voranuch.
“KBank kini bisa lebih fokus pada bisnis inti perbankan, sementara pengembangan dan inovasi teknologi menjadi tanggung jawab KBTG,” tukasnya.
Dalam dunia perbankan modern, bank tidak hanya bersaing dengan institusi keuangan lainnya, tetapi juga dengan berbagai penyedia layanan teknologi keuangan (fintech). Hal ini mendorong KBank untuk lebih fokus pada digitalisasi dan inovasi teknologi.
Voranuch menjelaskan bahwa KBank saat ini berposisi sebagai “hybrid bank”, di mana layanan perbankan tradisional tetap berjalan berdampingan dengan layanan digital.
Baca juga: Indonesia Terus Perkuat Kerja Sama Ekonomi dengan Thailand
“KBank adalah hybrid bank, dengan lebih dari 800 cabang di seluruh Thailand. Sebagian besar layanan masih dilakukan secara offline melalui cabang-cabang tersebut. Namun, kami percaya bahwa teknologi digital dapat mempercepat pertumbuhan kami. Oleh karena itu, kami terus berinvestasi untuk memperkuat pengembangan teknologi digital guna melengkapi layanan yang ada,” tegas Voranuch.
Untuk mendukung fokus pada teknologi ini, KBank mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk investasi di bidang IT setiap tahunnya. KBank menginvestasikan rata-rata 16 miliar Bath Thailand per tahun, atau setara dengan sekitar Rp7 triliun. Anggaran ini digunakan untuk berbagai pengembangan dan inovasi teknologi, baik di Thailand maupun untuk ekspansi ke luar negeri, termasuk Indonesia.
Dengan pembentukan KBTG, KBank telah menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi dan bertransformasi ke arah digital. Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional KBank dan anggota grupnya, tetapi juga memperkuat posisinya di tengah kompetisi industri perbankan yang semakin ketat, baik di Thailand maupun di pasar internasional, termasuk Indonesia. (*) Ari Nugroho