Jakarta – Produk buy now pay later (paylater) saat ini lebih digandrungi oleh generasi Milenial maupun Gen-Z untuk membayar kebutuhan secara mencicil dibandingkan generasi sebelumnya yang lebih banyak menggunakan produk kredit.
Alasannya cukup sederhana, yakni proses approval paylater yang umumnya mudah serta permintaan data yang lebih sedikit. Aplikasi paylater yang mudah diakses oleh masyarakat juga semakin memperkuat alasan orang-orang untuk memakai paylater dibandingkan kredit.
Statistik dari Katadata menyebut bahwa 13,8 persen dari 5.204 responden kalangan Milenial dan Gen-Z memakai paylater sebagai bentuk pembayaran. Sementara pengguna kartu kredit dari anak-anak muda berada di angka 7,6 persen.
Baca juga: Siasat Danamon Pertahankan Bisnis Kredit di Tengah Gempuran Paylater
Meskipun begitu, Unsecured Business Head Bank Danamon Tresia Sarumpaet membeberkan sejumlah keuntungan penggunaan kartu kredit untuk pembayaran dibanding memakai paylater.
“Kartu kredit itu biasanya dikeluarkan oleh institusi besar. Karena regulasi untuk kartu kredit itu banyak banget,” ungkap Tresia pada Selasa, 5 Desember 2023.
Tresia membeberkan proses perjalanan pembuatan produk kartu kredit yang panjang, harus membuat proposal yang nantinya akan di-screening oleh Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tidak semua perusahaan bisa membuat produk kartu kredit karena prosesnya yang berliku-liku.
“Secara average, untuk kami mengeluarkan produk baru (kartu kredit) tanpa banyak perubahan baru itu akan mengambil waktu 6 bulan. Tapi misalnya kalau itu adalah suatu development yang besar, itu bisa makan 1 tahun,” paparnya.
Selain itu, Tresia juga menjelaskan penggunaan kredit yang bisa lebih leluasa. Penggunaan kredit ini, menurut Tresia, lebih luas dibandingkan produk paylater yang biasanya terbatas kepada platform tertentu. Kartu kredit ini juga menawarkan banyak promo dan cashback.
“Kartu kredit itu tentunya juga bisa dipakai di mana saja, mau transaksi online, offline, dalam negeri, luar negeri, dan menawarkan keuntungan seperti cashback atau promo rewards,” lanjut Tresia.
Terakhir, kata Tresia bahwa kartu kredit memiliki bunga yang rendah, sekitar 1,75 persen per bulan. Ini jauh lebih rendah dari bunga paylater yang bisa mencapai 0,3 persen per hari, yang jika diakumulasikan, bisa mencapai 9 persen per bulan.
Baca juga: Bisnis Kartu Kredit Terus Tumbuh, Profil Risiko Nasabah Tetap jadi Perhatian Bank
Meskipun begitu, Tresia sendiri mengakui kalau kartu kredit juga memiliki kekurangannya tersendiri. Salah satunya adalah proses persetujuannya yang cukup lama dan panjang, apalagi jika dibandingkan dengan aplikasi paylater. Selain itu, kartu kredit juga seringkali mengenakan iuran bulanan.
“Tentunya kartu kredit proses approval-nya sangat panjang ya. Permintaan datanya dan approval-nya lebih strict,” pungkasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Jakarta – Sejumlah perusahaan modal ventura merespons rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen… Read More
Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk ("Bank"), anak usaha QNB Group, institusi finansial terbesar… Read More
Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More
Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More
Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More
Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More