Jakarta – PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) akan bergerak lebih cepat, efektif dan efisien sebagai bank dengan layanan digital, karena memiliki struktur dan kantor cabang yang ramping.
“Jumlah kantor cabang MNC ramping. Ini mengapa transformasi digital BABP bisa gesit dan efisien,” ujar Direktur MNC Bank yang juga COO MotionBanking Teddy Setiawan Tee, Senin, (5/7/2021).
Teddy mengatakan posisi MNC Bank saat ini berada di start terdepan di tengah kompetisi bank digital di Indonesia. “MNC Bank bisa fokus pada pertumbuhan,” kata Teddy.
Pasalnya, BABP memulai bank digital dengan struktur yang ramping dengan sedikit cabang.
Hal ini berbeda dengan bank lainnya yang masih membutuhkan waktu dan biaya guna menata penyusutan jumlah cabang bagi peningkatan efisiensi perusahaan.
Berdasarkan data OJK, total kantor cabang bank umum per April 2021 tercatat sebanyak 29.780 unit, turun 1.232 kantor dari periode sama tahun lalu.
Bank Perkreditan Rakyat juga (BPR) tercatat memiliki 5.880 kantor, atau telah tutup 61 kantor cabang dari periode sama tahun lalu
Terbaru, terkait dengan gebrakan digitalnya, BABP telah menandatangani kerja sama strategis dengan Atome Financial untuk memperluas jangkauan layanan keuangan digital untuk masyarakat Indonesia.
Kemitraan dengan Atome Financial dan afiliasinya mencakup penyaluran pinjaman digital dengan Kredit Pintar, produk “buy now pay later” melalui Atome, credit scoring berbasis AI, dan penjaminan emisi (underwriting) untuk proses pinjam meminjam yang aman dan terjaga.
Selain meningkatkan jumlah pengguna MotionBanking, Kredit Pintar dan Atome, kerja sama ini akan menawarkan kenyamanan ekstra melalui layanan perbankan digital yang sederhana dan mudah.
Sebelumnya, berkembangnya bank digital dinilai OJK semakin memacu pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air. Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara.
“Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan ekonomi digital nomor satu di Asia Tenggara di tahun 2025. Dengan kontribusi transaksi digital US$124 miliar atau Rp1.736 triliun,” ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Hal itu disampaikannya dalam webinar Koran Sindo bertajuk ‘Bank Digital, Solusi Kemudahan Bertransaksi di Tengah Pandemi’ yang digelar Rabu (30/6/2021).
Wimboh mengatakan Indonesia memiliki potensi yang begitu besar untuk berkembang di industri digital.
“Kami berharap, pandemi Covid-19 ini menjadi momentum bagi kita semua untuk bertransformasi melalui digital, sehingga industri jasa keuangan mampu menjadi industri yang kompetitif, memiliki ketahanan, serta berkelanjutan dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional,” tutur Wimboh.
Menurutnya, dibutuhkan strategi untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital tersebut dengan cepat. (*)