Jakarta – Tim kampanye calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, mengungkapkan, beberapa komunikasi internal mereka telah diretas. Mereka pun menuduh pemerintah Iran sebagai biang kerok dibalik insiden tersebut.
Tuduhan peretasan tersebut muncul tak lama setelah situs berita Politico melaporkan bahwa mereka mulai menerima email dari sumber anonim pada Juli.
Email tersebut menawarkan dokumen asli dari dalam operasi Trump, termasuk laporan mengenai potensi kerentanan calon wakil presiden JD Vance.
Baca juga : Jadi ‘Target’ Pembunuhan Iran, Pengamanan Donald Trump Diperketat
“Dokumen-dokumen ini diperoleh secara ilegal dari sumber asing yang memusuhi Amerika Serikat, yang dimaksudkan untuk mengganggu pemilihan 2024 dan menabur kekacauan di seluruh proses Demokratik kami,” kata juru bicara tim kampanye Trump Steven Cheung, dikutip VOA Indonesia, Senin, 12 Agustus 2024.
Selain itu, pernyataan tim kampanye Trump juga merujuk pada laporan yang dirilis pada Jumat oleh peneliti Microsoft. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa peretas yang diduga terkait dengan pemerintah Iran mencoba membobol akun seorang pejabat tinggi dalam kampanye presiden AS pada Juni lalu.
Menurut laporan tersebut, para peretas berhasil mengakses akun mantan penasihat politik dan menggunakannya untuk menargetkan pejabat tersebut, meskipun laporan tersebut tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai identitas para target.
Baca juga : Selain Donald Trump, Berikut Daftar Presiden AS jadi Target Kelam Pembunuhan
Seorang juru bicara Microsoft menolak menyebutkan nama pejabat yang menjadi target atau memberikan perincian tambahan setelah laporan tersebut diterbitkan.
Kementerian Luar Negeri Iran dan perwakilannya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Dikethui, mantan presiden Donald Trump sendiri memiliki hubungan yang tegang dengan Iran selama masa jabatannya. Di bawah Trump, Amerika Serikat membunuh komandan militer Iran Qassem Soleimani pada 2020 dan memutsukan menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran.
“Orang Iran tahu bahwa Presiden Trump akan menghentikan pemerintahan teror mereka, seperti yang dia lakukan selama empat tahun pertama jabatannya di Gedung Putih,” kata Cheung.
Trump selamat dari upaya pembunuhan pada Juli. Meskipun tidak ada indikasi bahwa tersangka terkait dengan Iran, CNN melaporkan bulan lalu bahwa AS memiliki informasi intelijen tentang rencana Iran terhadap Trump. (*)
Editor : Galih Pratama