Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI siapkan capex (anggaran belanja modal) sebesar Rp7,5 triliun. Capex tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan jalur kereta dan peremajaan kereta milik KAI.
Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan, belanja modal mayoritas dialokasikan untuk proyek-proyek yang ditugaskan dari pemerintah seperti Light Rail Transit (LRT) Palembang, LRT di Jabodetabek. Selain itu, capex juga akan digunakan untuk peremajaan kereta-kereta pada tahun depan.
Sementara itu, PT KAI juga berencana akan membeli kereta sebanyak 438 di tahun depan. Perseroan telah memesan kereta tersebut senilai Rp5 miliar per satu kereta. Dalam tiga tahun ke depan, PT KAI berniat akan tambah 900 kereta dari PT Industri Kereta Api (INKA).
Menurutnya, anggaran belanja modal yang dipersiapkan perseroan di tahun depan tersebut berasal dari pinjaman PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang sebesar Rp1,2 triliun. Selain itu, perseroan juga berencana akan menerbitkan obligasi pada tahun depan yang sebesar Rp2 triliun.
“Tahun depan kita minta izin untuk menerbitkan obligasi sekitar Rp2 triliun, kemudian ada pinjaman dari perbankan lain dan internal,” ujar Didiek di Jakarta, Selasa, 27 Desember 2016.
Sebagai informasi, PT Bank Mandiri memberikan penyaluran Pinjaman Transaksi Khusus (PTK) sebesar Rp1,2 triliun kepada PT KAI. Pinjaman tersebut digunakan KAI untuk pengembangan usaha perusahaan, seperti pengembangan jalur Double Track Sumatera Selatan, dari Area Pertambangan Bukit Asam di Tanjungenim Baru ke Tarahan, Lampung.
SEVP Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, penyaluran pinjaman ini merupakan dukungan Perseroan terhadap proyek-proyek infrastruktur strategis nasional. Fasilitas PTK yang diberikan Bank Mandiri kepada KAI tersebut memiliki jangka waktu atau tenor 10 tahun. (*)