Bali – Ekonomi Pulau Bali mulai bergeliat setelah dua tahun terkapar dihajar Covid-19. Kendati masih jauh dari kondisi sebelum pandemi, kegiatan wisata mulai hidup seiring dengan herd immunity di Bali yang makin meningkat.
“Mulai hidup, turis dari Australia mulai datang, juga India, turis China yang biasanya banyak belum masuk,” ujar Made Ferry, seorang supir travel kepada infobanknews.com, minggu 05 Juni 2022.
Menurut Trisno Nugroho, Kepala Bank Indonesia (BI) Denpasar, pariwisata Bali 2022 diperkirakan membaik dibanding tahun 2021 sejalan dengan banyaknya penyelenggaraan event internasional, serta kebijakan pembebasan karantina sejak awal April dan perluasan cakupan visa on arrival menjadi 60 negara pada akhir April dan menjadi 72 negara pada akhir Mei.
Pembukaan international direct flight sudah dilakukan secara bertahap menjadi 17 flight hingga akhir Mei. Sebelumnya, ekonomi Bali yang 54% ditopang oleh sektor pariwisata tumbuh 1,46% pada kuartal satu 2022.
“Tumbuh 1,46%, masih di urutan no 32 dari 34 provinsi. Tapi lebih bagus karena pada 2021 Bali adalah satu-satu provinsi yang ekonomi masih tumbuh minus 2,47%,” ujarnya dalam acara Focus Group Discussion dengan Senior Editor di Seminyak, Bali, 4 Juni 2022.
Sejumlah sektor yang tumbuh positif diantaranya pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta jasa lainnya. Sektor pertanian, real estate, dan pengadaan air masih negatif.
“Akomodasi makanan dan minuman yang pangsanya paling besar atau 17,18% naik tipis 0,37%, sedangkan pertanian yang pangsanya terbesar kedua atau 14,94% justru negatif 2,84,” jelas Trisno.
Kredit perbankan mulai meningkat yaitu untuk kredit modal kerja dan investasi. Namun, kualitas kredit di sejumlah sektor seperti akomodasi makanan dan minuman masih harus diperbaiki karena memiliki NPL 8,87% dan loan at risk LAR 83,56%. Begitu juga konstruksi yang mencatat NPL 13,56% dan LAR 31,44%. Sementara perdagangan meskipun NPL-nya 3,08% tapi LAR-nya 40,36%. (*) KM