Keuangan

Jurus Mengatasi Risiko Perubahan Iklim di Sektor Keuangan

Bali – Pada pertemuan G20 2022 Indonesia, green finance hadir sebagai keseriusan Indonesia untuk memperbaiki perubahan iklim dan mencegah risiko perubahan iklim terhadap sektor ekonomi dan keuangan.

“Terdapat dua risiko dari perubahan iklim, yaitu risiko fisik dan risiko transisi yang mempengaruhi stabilitas moneter dan sistem finansial,” ujar Yati Kurniati Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, dalam seminar di Nusa Dua, Bali, Jumat, 15 Juli 2022.

Menurutnya, risiko fisik yang terjadi dapat berupa tertundanya pengiriman barang dan jasa sehingga mempengaruhi inflasi dan kestabilan harga. Sementara itu, risiko transisi adalah perubahan perilaku produsen dan konsumen seperti, investor yang lebih memilih perusahaan bersertifikasi green finance daripada yang tidak.

Karena kedua hal itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia harus bersiap untuk melakukan transisi dan mendapatkan sertifikasi green finance. Untuk mengalokasikan hal tersebut, perlu adanya sinergi yang tinggi dan kolaborasi dari setiap sektor untuk menghadapi tantangan yang dapat menghambat tercapainya implementasi green finance yang optimal di Indonesia.

Baca juga : Stabilitas Sektor Keuangan jadi Kunci Pemulihan Ekonomi RI 

“Banyak sekali tantangan yang perlu kita bereskan terkait dengan industri ekosistem yang belum dewasa, ini juga perlu, mungkin tambahan atau peningkatan kompetensi teknik sehingga kita bisa dorong pembiayaan ke beberapa sektor dan kuncinya adalah kolaborasi,” tambah Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, di kesempatan yang sama.

Saat ini, pemerintah dan perbankan telah membentuk kelompok 14 bank inisiatif keuangan berkelanjutan Indonesia yang telah membiayai berkelanjutan nasional sebesar Rp809,7 triliun dan pembiayaan hijau nasional sebesar Rp466,2 triliun.

Diharapkan bukan hanya pemerintah dan perbankan saja yang berkolaborasi untuk mewujudkan green finance, namun juga peran serta masyarakat Indonesia menjadi hal yang penting. (*) Fatin

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Laba BRK Syariah Kuartal III 2025 Tumbuh 3,46 Persen, Ini Penopangnya

Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More

22 hours ago

BCA Siapkan Rp42,1 Triliun Uang Tunai untuk Nataru 2025/2026

Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More

23 hours ago

Aliran Modal Asing Keluar RI Rp0,13 Triliun di Pertengahan Desember 2025

Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More

23 hours ago

Bank Muamalat Catat Kenaikan Double Digit pada Pembiayaan Multiguna iB Hijrah

Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More

24 hours ago

Keluarga Ini Jadi Paling Tajir di Taiwan Berkat Bank dan Asuransi, Intip Siapa Mereka

Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More

1 day ago

Bank Mega dan Metro Hadirkan Season of Elegance Fashion Show, Diskon hingga 70 Persen

Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More

1 day ago