Jakarta – Saat ini, industri otomotif Indonesia tengah dihadapkan dengan kondisi serba sulit. Volatilitas pasar hingga imbas tarif resiprokal ala Donald Trump masih menahan laju pertumbuhan bisnis perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor.
Tak terkecuali bagi PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance). Perusahaan yang berdiri pada 1990 ini pun turut merasakan dampaknya bagi bisnis perusahaan.
“Seiring dengan kondisi industri otomotif yang saat ini masih melandai, perusahaan masih menghadapi tekanan pada segmen tersebut,” ungkap Sylvanus Gani, Direktur Keuangan Adira kepada Infobanknews, beberapa waktu lalu.
Meski demikan, pihaknya terus menerus menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Sebut saja, mengoptimalkan potensi jaringan distribusi yang luas, terutama di luar Pulau Jawa yang masih sangat prospektif.
Baca juga : Tantangan dan Peluang Pasar Otomotif RI di 2025, Ini Kata Ekonom
“Selain itu, perusahaan juga terus memperkuat sinergi dengan grup untuk memperluas penetrasi pasar secara lebih efektif,” jelasnya.
Diakuinya, dengan adanya gejolak pasar saham, terdapat risiko melambatnya perekonomian sehingga perusahaan tentunya melakukan antisipasi seperti terus memperkuat manajamen risiko dan menerapkan prinsip manajemen risiko dengan hati-hati.
Selain itu, Adira Finance juga melakukan diversifikasi portfolio produk agar tidak bergantung pada satu segmen saja.
“Kemudian, perusahaan memberikan pembiayaan yang tersegmentasi sesuai dengan risk appetite Perusahaan, dan memastikan kegiatan collection dilakukan secara efektif untuk mengurangi potensi kredit macet,” bebernya.
Mobil Listrik
Terkait pembiyaan kendaraan listrik, pertumbuhannya pun bergerak positif. Data Adira Finance menyebut, per Desember 2024 tercatat pembiayaan mencapai Rp380 miliar, naik sekitar 2 kali lipat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Baca juga : Dukung Industri Otomotif RI, Danamon Perkuat Sinergi Grup MUFG
Meskipun demikian, diakui Sylvanus, proporsi pembiayaan kendaraan listrik masih kecil dibandingkan dengan total pembiayaan perusahaan. Untuk dapat mendorong pembiayaan baru kendaraan listrik, perusahaan telah menerapkan beberapa strategi.
Antara lain, memberikan program promosi kepada konsumen dan juga harga yang kompetitif sehingga dapat menarik minat dan permintaan konsumen terhadap kendaraan listrik.
“Selain itu, kami juga memperluas penetrasi pasar dengan menjalin kerja sama berbagai brand-brand kendaraan listrik baru dan dealer kendaraan listrik,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama