Bandung – BPJS Kesehatan menyatakan jumlah peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah mencapai 181 juta jiwa. Demikian program gotong royong dalam memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat ini stelah merangkul sekitar 70 persen dari penduduk Indonesia.
Sekretaris Utama BPJS Kesehatan Afrizayanti mengatakan kehadiran program JKN-KIS merupakan wujud kehadiran negara. “Tanpa waktu yang lama program ini sudah dirasakan betul manfaatnya bagi masyarakat. Selain meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, bagi masyarakat yang sehat program ini memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian,” ujarnya dalam media gathering di Bandung, Kamis, 14 September 2017.
Adapun sesuai dengan peta jalan BPJS Kesehatan menargetkan seluruh masyarakat Indonesia yang berjumlah sekitar 260 juta jiwa sudah tergabung dalam kepesertaan Program JKN-KIS pada 1 Januari 2018. Sebagaimana diketahui, sejak didirikan pada awal 2014 lalu, badan hukum publik ini memang memiliki peran strategis dan tanggung jawab besar bagi masyarakat.
Afrizayanti menambahkan, jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Jerman dan juga Belgia, butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk melakukan penetrasi fasilitas kesehatan pemerintah kepada rakyatnya. Oleh karena itu, menurutnya capaian BPJS Kesehatan dalam 3,5 tahun ini sangat positif.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, berdasarkan penelitian LPM FEB Universitas Indonesia, program JKN-KIS berkontribusi sebasar Rp152,2 triliun pada 2016. Kontribusi lebih besar dipercaya bisa mencapai Rp289 triliun pada 2021.
Berdasarkan laporan audit akhir 2016, sekitar 177,8 juta jiwa memanfaatkan kartu BPJS Kesehatan di fasilitas kesehatan yang tersedia pada 2016. Angka ini terus naik dibanding dua tahun sebelumnya, 92,3 juta jiwa pada 2014 dan 146,7 juta jiwa pada 2015. (*)