Jakarta – Upaya Kementrian Badan Usaham Milik Negara (BUMN) untuk melaksanakan rasionalisasi dan konsolidasi anak usaha BUMN terus dilakukan. Pasalnya banyak anak usaha BUMN yang memiliki kesamaan portofolio dan juga kurang optimal memberikan nilai tambah bagi perusahaan induk.
Adapun dalam proses rasionalisasi dan konsolidasi ini, Menteri BUMN, Erick Thohir sudah melakukan kajian panjang. Bahkan proses penyederhanaan ini sebenarnya sudah dilakukan sejak akhir 2019 dan terus berjalan hingga saat ini.
“Rasionalisasi dan konsolidasi ini diharapkan dapat menghasilkan peningkatan efektivitas operasional dan tata kelola bisnis yang optimal,” ujar Erick Thohir.
Dalam prosesnya, Menteri BUMN menekankan kepada perusahaan plat merah untuk sebisa mungkin meminimalisir pengurangan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk itu, masing-masing BUMN telah menyiapkan strategi dan skenario rasionalisasi dan konsolidasi terhadap karyawan, antara lain melalui optimalisasi dan alih tugas antar anak perusahaan maupun dengan perusahaan induk.
“Kita akan terus berkoordinasi dengan masing-masing BUMN guna memastikan bahwa proses ini dijalankan dengan berpedoman pada Undang-Undang Ketenagakerjaan serta peraturan lain yang berlaku,” tambah Menteri BUMN.
Sementara itu, BUMN yang akan dan tengah melakukan rasionalisasi dan konsolidasi yaitu diantaranya Pertamina.
Saat ini, Pertamina memiliki 25 perusahaan yang non aktif dan siap untuk dilakukan rasionalisasi. Dari 25 perusahaan tersebut, 4 perusahaan sudah berstatus Dalam Likuidasi (DL), 3 perusahaan diusulkan untuk likuidasi, dan 1 perusahaan diusulkan untuk divestasi. Sehingga dalam jangka pendek pada tahun 2020 akan ada rasionalisasi sejumlah 8 perusahaan. Proses rasionalisasi ini akan terus berlanjut setelah tahun 2020.
Selain itu ada juga Telkom Indonesia. Telkom akan melakukan konsolidasi terhadap 20 anak perusahaan yang memiliki kesamaan portofolio ataupun yang saat ini masih kurang optimal dalam memberikan nilai tambah menuju digital telco, dimana akan dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2021.
Selain itu juga ada Garuda Indonesia. Perusahaan ini sedang melakukan refocusing back to core business. Oleh karena itu, Garuda akan merasionalisasi 6 (enam) cucu perusahaan yang operasionalnya belum optimal dalam memberikan return dan nilai tambah bagi Garuda Indonesia Grup. (*)