Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis bahwa kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara) akan menjadi Green Industrial Park atau Kawasan Industri Hijau terbesar di dunia, serta menjadi negara penghasil produk-produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional.
“Persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut akan terus dilakukan dan akan menjadi potensi besar penyerap karbon. Energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energy bio akan menarik industri penghasil-penghasil produk rendah emisi,” ucap Jokowi dalam Pidato Presiden di Jakarta, 16 Agustus 2022.
Oleh karena itu, ia juga menyampaikan bahwa di samping terus meningkatnya hilirisasi di sektor nikel, pengoptimalisasian sumber energi bersih dan ekonomi hijau juga harus terus ditingkatkan. Upaya tersebut nantinya akan dapat disinergikan dengan sumber daya alam (SDA) lainnya, seperti pemanfaatan kekayaan hayati laut, produk pangan farmasi dan energi, serta perkebunan kelapa sawit yang telah terbukti menjadi pemasok CPO terbesar di dunia.
Di sisi konsumsi beras, Indonesia diketahui telah mampu mencapai sistem ketahanan pangan dengan baik, sehingga Indonesia sudah tidak lagi melakukan impor untuk beras konsumsi selama 3 tahun terakhir dan digantikan dengan melakukan Swasembada beras sejak 2019.
“Untuk konsumsi beras, kita sudah tidak lagi impor dalam 3 tahun terakhir, untuk beras konsumsi. Pembangunan bendungan dan irigasi telah mendukung peningkatan produktivitas nasional kita, Alhamdulillah kita baru saja memperoleh penghargaan dari internasional rice research Institute yang disaksikan oleh FAO karena kita dinilai mampu mencapai sistem ketahanan pangan dan Swasembada beras sejak tahun 2019,” imbuhnya. (*) Khoirifa