Moneter dan Fiskal

Jokowi Masih Kaji jadi Anggota BRICS, Terganjal Dolar AS?

Jakarta – Pemerintah hingga kini masih mengkaji keikutsertaan menjadi anggota aliansi dagang Brasil, Rusia, India, China dan South Africa (BRICS). Hal tersebut, ditegaskan langsung Presiden Jokowi usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 di Johannesburg, Afrika Selatan.

“Kiga ingin mengkaji terlebih dahulu, mengkalkulasi terlebih dahulu, kita tidak ingin tergesa-gesa,” kata Jokowi, dalam video yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden, dikutip 25 Agustus 2023.

Baca juga: Tinggalkan Dolar, Brasil Rayu Negara Lain Masuk BRICS

Ex Wali Kota Solo itu mengatakan, meski belum memberi keputusan, namun hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota BRICS saat ini sudah dinilai sangat baik khususnya dalam bidang ekonomi.

“Hubungan kita dengan kelima anggota BRICS juga sangat baik dan terutama di bidang ekonomi,” jelasnya.

Jokowi juga menyampaikan, salah satu proses yang harus dilalui untuk menjadi anggota baru BRICS adalah dengan menyampaikan surat expression of interest. Namun, hingga saat ini Indonesia belum menyampaikan surat tersebut.

“Untuk menjadi anggota baru dari BRICS suatu negara harus menyampaikan surat expression of interest, semua harus menyampaikan surat itu, dan sampai saat ini memang Indonesia belum menyampaikan surat tersebut,” tegasnya.

Sebelumnya, Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan yang tergabung dalam BRICS terus mendorong negara lain untuk bergabung menjadi anggota. Hal tersebut diungkap oleh Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, pada Rabu (2/8).

“Kami akan membahas masuknya negara-negara baru ke BRICS, dan menurut saya, dengan banyaknya negara yang ingin masuk, jika mereka mematuhi peraturan yang kami tetapkan, kami akan menerima masuknya negara-negara itu,” kata Lula, dikutip Reuters.

Kelompok negara ini mengadakan pertemuan puncak di Johannesburg, Afrikas Selatan dari 22 hingga 24 Agustus 2023. Pertemuan tersebut membahas negara-negara lain yang ingin bergabung dengan kelompok ini.

Saat ini, ada sekitar 20 negara telah resmi mengajukan diri untuk bergabung dengan blok itu. Di antaranya adalah Argentina, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Indonesia, Iran dan Venezuela, katanya.

Diketahui, berdirinya BRICS tak lain sebagai upaya untuk ‘meninggalkan’ mata uang dolar milik Amerika Serikat dalam berbagai transaksi perdagangan antar negara.

Baca juga: BRICS Buat Mata Uang Anyar, Nasib Dolar AS Tergeser?

Nantinya, mata uang BRICS akan diamankan dengan emas dan komoditas lain, termasuk elemen tanah jarang. Hal tersebut diutarakan anggota parlemen Rusia Alexander Babakov saat berkunjung ke India

Meski begitu, hingga kini dolar Amerika Serikat mencapai titik terkuat selama dua dekade apabila disandingkan dengan mata uang utama lainnya. 

Artinya, jika membeli dolar AS akan lebih mahal dan dolar AS bisa membeli mata uang lainnya dalam jumlah lebih banyak, seperti pound sterling, euro, atau yen. Tentu saja, kondisi ini bisa memengaruhi urusan bisnis dan rumah tangga di seluruh dunia. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

BCA Syariah Bersama BAZNAS RI Gelar Pelatihan Manajemen Keuangan Bagi Mustahik Micropreneur

Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More

60 mins ago

Kembali Terpilih sebagai Ketua ASBISINDO, Hery Gunardi Optimis Masa Depan Perbankan Syariah Nasional

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More

1 hour ago

BCA Luncurkan Program Runvestasi

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More

1 hour ago

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

9 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

9 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

9 hours ago