Surabaya–Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik Jawa Timur. Dalam kunjungannya tersebut, Presiden meluncurkan program penciptaan lapangan kerja melalui sinergi investasi dengan pondok pesantren.
Hal ini, kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, merupakan bagian dari Inisiatif “investasi untuk rakyat” yang berupaya untuk mengoptimalkan dampak positif investasi sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung.
Menurutnya, kunjungan Presiden Jokowi ini, menandai bahwa pentingnya pengembangan kawasan industri dalam upaya pemerintah mendorong pertumbuhan investasi. Dimana JIIPE menjadi salah satu contoh kawasan industri yang merupakan kerjasama antara BUMN dan swasta nasional.
“Ini merupakan suatu kawasan industri yang memiliki arti strategis dalam pengembangan kawasan industri di masa mendatang,” ujar Franky dalam keterangannya di Surabaya, Rabu, 11 November 2015.
Lebih lanjut Franky mengungkapkan, bahwa pembangunan kawasan industri oleh pemerintah memang penting, namun peran dari BUMN maupun swasta nasional juga instrumental untuk merealisasikan pengembangan kawasan industri tersebut.
“Dengan adanya peran dari BUMN dan swasta nasional ini maka sebagai korporasi mereka akan terus berlomba untuk menyediakan fasilitas yang terbaik bagi tenant-tenant mereka,” tukasnya.
Dia menambahkan, BKPM sendiri telah menyiapkan berbagai layanan investasi termasuk izin investasi langsung konstruksi untuk memudahkan investor yang ingin menanamkan modalnya dengan masuk dan mendirikan lokasi investasi di kawasan industri.
“Izin konstruksi merupakan salah satu izin yang berupaya disederhanakan untuk memudahkan investor. Dengan izin investasi langsung konstruksi, harapannya akan meningkatkan daya tarik investasi Indonesia,” ucap Franky.
Kawasan industri JIIPE yang dikelola oleh PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera merupakan hasil patungan antara PT Pelindo III (persero) yang memiliki 60% saham di JIIPE dan sisanya yang PT Aneka Kimia Corporindo Tbk. JIIPE ini sebagai salah satu model pengembangan kawasan industri yang terpadu dengan pelabuhan (deep sea port) yang mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah namun tidak membebani anggaran APBN.
JIIPE memiliki kawasan industri seluas 2.933 hektar, dilengkapi pelabuhan laut seluas 406 hektar dan kawasan hunian seluas 77 hektar. Nilai total investasi pengembangan kawasan industri ini sebesar Rp 50 Triliun. Saat ini, JIIPE sedang memasuki masa konstruksi yang dilakukan oleh dua BUMN yaitu PT Hutama Karya dan Waskita Karya.
Dalam proses konstruksi ini, terserap 1.500 tenaga kerja langsung, di mana 90% berasal dari masyarakat di sekitar kawasan industri, yaitu Kecamatan Bungah dan Kecamatan Manyar Gresik. Sedangkan Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin merupakan Pondok pesantren dengan jumlah 2.000 santri setingkat SLTA dan 1.500 santri setingkat PT dan lulusan SMA dalam 4 tahun terakhir.
Hingga kini, sudah ada lima perusahaan yang akan membangun di kawasan industri JIIPE, yaitu perusahaan smelter, petrokimia, dan pengolahan garam untuk industri. Kelima perusahaan sedang melakukan konstruksi dan dapat menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja langsung. Sementara itu, seluruh kawasan industri ini dapat menyerap sekitar 60 ribu tenaga kerja langsung.
Dari upaya pemerintah untuk menciptakan 2 juta lapangan kerja per tahunnya. BKPM mencatatkan pada periode Januari – September 2015, investasi langsung menyerap tenaga kerja sebesar 1.059.734 tenaga kerja. Sektor industri sendiri menyerap 661.630 tenaga kerja, 62,4% dari total angka serapan tenaga kerja. Industri padat karya sendiri menyerap 322.941 tenaga kerja langsung, atau 30,5% dari total serapan tenaga kerja. (*) Rezkiana Nisaputra