Jakarta – Perbincangan dengan mitra pengemudi GO-JEK membuat presiden Joko Widodo (Jokowi) kagum. Memilih profesi sebagai ojek online merupakan keberanian keluar dari zona pekerjaan tradisional namun tetap mendatangkan kesejahteraan.
Kekaguman tersebut disampaikan Jokowi saat menghadiri Silaturahmi Nasional (Silatnas) dengan Keluarga Besar Pengemudi Transportasi Online di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Januari 2019.
”Saya bangga karena di mata saya bapak ibu adalah orang-orang yang berani menembus batas, berani keluar dari zona nyaman, berani keluar dari tradisi dan jadi pelopor pekerjaan baru, model pekerjaan masa depan yaitu transportasi online,” ucapnya.
Sekitar 7 ribu orang diperkirakan menghadiri acara tersebut. Mereka menyambut suka cita ungkapan kebanggaan yang disampaikan Jokowi.
Presiden berbincang dengan mitra driver GO-JEK, salah satunya Kurniati yang menjadi perwakilan mitra ojek online untuk naik ke atas panggung. Perbincangan singkat dilakukan mulai pertanyaan tentang jam kerja sampai penghasilan bulanan.
Jokowi menyebut profesi ojek online adalah pekerjaan yang mulia karena penghasilan ojek online mampu menyejahterakan keluarga.
”Ini adalah pekerjaan yang mulia, yang memberikan pendapatan, kita pakai untuk menyejahterakan anak dan istri,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Perbincangan serupa juga dilakukan Jokowi dengan mitra driver GO-JEK atas nama Mulyono. Dia adalah mitra driver “senior” pemilik nomor terdaftar 001 karena merupakan mitra ojek online GO-JEK yang pertama terdaftar.
Jokowi merincikan jumlah penghasilan Mulyono yang berkisar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu per hari. ”Tadi saya tanya bapak Mulyono dari GO-JEK, saya tanya, sehari income (pendapatan) berapa? ‘Ya Pak kadang-kadang Rp300 ribu, kadang-kadang Rp200 ribu, tapi rata-rata Rp200 ribu per hari’. Kalau saya kalikan 30 berarti sudah Rp6 juta,” Jokowi mengisahkan.
Baca juga: Persaingan GO-JEK dan GRAB Kian Sengit
Setelah dikurangi biaya operasional dan jam kerja, diestimasikan penghasilan bersihnya mencapai Rp4,5 juta. ”Kan ada biaya operasional. Ya operasionalnya berapa? Kira-kira Rp50 ribu (sehari). Kalau dikali 30 hari masih Rp4,5 juta. Ok masih dapat Rp4 jutaan juga masih jumlah yang besar,” Presiden menambahkan.
Saat diwawancara, Mulyono sendiri mengungkapkan kebanggaannya sebagai mitra GO-JEK sejak 2010. Kunci menjalani profesinya itu adalah jujur dan ikhlas. ”Utamakan juga aspek keselamatan dan jangan berbuat curang seperti order fiktif,” tegasnya.
Dengan jurus bangga, jujur, dan ikhlas itu toh Mulyono kebanjiran order dan memeroleh penghasilan yang dirasa lebih dari cukup. ”Katakan lah penghasilan bersih saya sekitar Rp4 juta per bulan. Penghasilan saya ini naik dua kali lipat dibandingkan ketika saya menjadi opang (ojek pangkalan),” tutur Mulyono yang sebelumnya opang di kawasan Melawai, Jakarta Selatan.
Di luar itu, Mulyono juga seringkali mendapatkan bonus sebesar Rp200 ribu perhari. Salah satu hal yang membuatnya kian semangat dan konsisten menjalankan profesi sebagai mitra GO-JEK sampai usia 52 tahun saat ini. ”Di mana lagi sekarang kerja bisa dapat bonus Rp200 ribu,” sahutnya, lantas tersenyum.
Acara Silatnas Jokowi dengan Pengemudi Transportasi Online itu juga dihadiri Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan mendapat perintah presiden untuk segera menyelesaikan payung hukum atas profesi dan layanan jasa tersebut.
Terkait itu, Menhub mengatakan pihaknya berencana mencantumkan aspek keselataman bagi penumpang dan pengemudi yang tertuang di regulasi ojek online yang akan disahkan dalam beberapa bulan ke depan.
Chief Public Policy and Government Relations GO-JEK Indonesia, Shinto Nugroho, mengatakan pihaknya menjalin diskusi dan komunikasi dengan Kemenhub serta perwakilan mitra pengemudi dalam hal penyusunan regulasi dimaksud.
”Diskusi ini telah dilakukan selama satu kali dengan Kemenhub dan akan ada pertemuan selanjutnya untuk mendiskusikan aturan ojek online. Prosesnya on going (berjalan),” ucapnya.
Shinto meyakini peraturan tersebut akan mempertimbangkan berbagai aspek di antaranya aspek keselamatan konsumen dan mitra driver serta ekosistem perekonomian digital yang kian tumbuh dari tahun ke tahun.
Sebagai contoh, di GO-JEK sendiri, sekitar 80 persen transaksi di ojek online sudah menggunakan GO-PAY. ”Ekosistem GO-JEK saat ini sudah besar karena kami bermitra dengan satu juta mitra, UMKM, dan 300 ribu penjual makanan yang tergabung dengan mitra GO-FOOD,” terangnya.
Menurutnya, ekosistem GO-JEK dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan kesejahteraan berkesinambungan bagi para mitranya.(*)