Jakarta – Riuh pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) terus mempengaruhi pasar. Investor mendadak cenderung menghindari risiko pasca adanya isu mengenai besarnya peluang Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS. Pasar pun mulai menghitung risiko ini.
“Pasar mulai memperhitungkan premi risiko akan kemungkinan ini sehingga terjadi penurunan selera risiko secara drastis” ujar Jameel Ahmad, VP of Market Research FXTM.
Jameel menerangkan, permintaan terhadap aset safe haven seperti Emas dan Yen Jepang pun meningkat tajam.
Sejatinya, adanya peluang bagi Donald Trump untuk terpilih menjadi Presiden AS masih belum terefleksikan sepenuhnya di pasar, sehingga pasar saham berpotensi semakin melemah dan permintaan akan Emas dan Yen Jepang pun dapat meningkat. “Semakin kuatnya Yen Jepang akan menjadi masalah tersendiri bagi Bank of Japan (BoJ). Bank sentral ini akan sangat terpukul apabila Trump menang karena permintaan Yen Jeoang akan melonjak drastis dan harapan bahwa Yen dapat melemah sesuai keinginan BoJ pun akan pupus” papar Jameel
Jika Trump menang, lanjutnya, prospek pasar global berpotensi menderita gejolak yang akan tercatat dalam sejarah sebagai momen politik paling mengejutkan di era modern. (Peluang Trumph belum terefleksikan sepenuhnya di pasar)
Page: 1 2
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More