Jakarta – Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum Fakultas Ilmu Budaya UI Taufik Asmiyanto menyoroti kondisi ekonomi global yang sedang tidak baik-baik saja.
Ia mengatakan, banyak negara telah masuk jurang resesi, dua di antaranya Jepang dan Inggris. Kemungkinan diprediksi bakal ada negara lain yang terjun ke jurang resesi.
“Kami melihat di beberapa belahan dunia, saat ini sedang ada riuh-riuh ekonomi global yang tidak baik. Sudah ada dua negara yang masuk resesi yakni Inggris serta Jepang, kemungkinan diprediksi menyeret negara lain,” katanya dalam acara Infobank Financial Literacy Road Show 2024, di FIB UI, Sabtu, 2 Maret 2024.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Jepang merah dalam dua kuartal beruntun, yaitu minus 3,3 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III 2023 dan turun 0,4 persen yoy di kuartal selanjutnya.
Baca juga: Jepang dan Inggris Resesi, Sri Mulyani Beberkan Penyebabnya
Senada dengan ekonomi Inggris. Pada kuartal III 2023, ekonomi Inggris terkontraksi 0,1 persen dan berlanjut di kuartal IV 2023 yang minus 0,3 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal beruntun menjadi indikator perekonomian sebuah negara masuk dalam jurang resesi teknis.
Lanjutnya, jurang resesi yang menimpa Jepang dan Inggris diharapkan tidak merembet kepada perekonomian Indonesia. Apalagi sampai terulang kembali seperti krisis tahun 1998 silam.
“Mudah-mudahan ekonomi Indonesia aman dan sentoso tidak terulang kembali seperti krisis tahun 1998 silam,” jelasnya.
Di satu sisi, dirinya mengapresiasi program Infobank Financial Literacy Road Show 2024 yang bermanfaat bagi masyarakat luas, terutama kepada para penggiat budaya yang tergabung dalam Komunitas Bakul Budaya.
“Kami apresiasi kerja sama dengan komunitas Bakul Budaya FIB UI. Ternyata kebudayaan itu kemana-mana memang. Termasuk hari ini bekerja sama dengan ahli-ahli keuangan,” bebernya.
Baca juga: Jepang dan Inggris Resesi, Pemerintah Monitoring Dampaknya ke Ekonomi RI
Sebab, kata dia, hal yang harus pertama kali memperoleh informasi tentang keuangan adalah pelaku budaya. Selain menjaga kebudayaan, keharmonisan bangsa dengan Bhineka Tunggal Ika dan juga harus mengetahui cara mengantisipasinya apabila memang terjadi sedikit riuh-riuh ekonomi di Indonesia.
“Selama ini banyak dari kita tidak tahu, ternyata orang-orang yang mengetahui tentang keuangan adalah mereka yang menjaga pundi-pundi keuangan kita. Sehingga bisa menjaga kebutuhan finansial, setidaknya kebutuhan rumah tangga,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama