Jakarta – Menjelang tahun baru 2025, nilai tukar rupiah diperkirakan masih berada di atas Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini seiring dengan kondisi pasar yang menantikan potensi penggerak pasar (market mover) pada tahun depan.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan indeks dolar AS (DXY) masih berada di level tertinggi sepanjang tahun ini yakni berada di level 108,12.
“Ini masih di level tinggi sepanjang tahun ini. Tidak ada market mover penting jelang akhir tahun ini,” kata Ariston saat dihubungi Infobanknews, Jumat, 27 Desember 2024.
Baca juga: Naik 0,19 Persen, IHSG Dibuka Hijau ke Level 7.078
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pasar sedang mempertimbangkan sejumlah potensi penggerak pasar pada tahun depan yang dapat mendorong penguatan dolar AS.
Faktor-faktor tersebut meliputi kebijakan Donald Trump, sikap Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan tidak agresif dalam memangkas suku bunga acuan, serta ketidakpastian akibat konflik geopolitik yang bisa kembali memanas.
“Hingga perang dagang yang bisa melambatkan perekonomian global dan lain-lain,” jelasnya.
Sementara dari domestik, pasar mungkin masih pesimistis dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kondisi eksternal tersebut dan kebijakan internal seperti kenaikan PPN 12 persen pada 2025, serta penurunan daya beli kelas menengah.
Baca juga: Harga Emas Antam Naik Rp8.000, jadi Segini per Gramnya
Ariston memprediksi nilai tukar rupiah hari ini masih berada di kisaran Rp16.150-Rp16.200-Rp16.200 per dolar AS.
“Potensi pergerakan rupiah hari ini di kisaran Rp16.150-Rp16.200,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra