Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk (Jasa Marga) berjanji untuk tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 1.300 petugas gardu tol akibat dari adanya elektronikfikasi gardu tol pada 31 Oktober mendatang.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Jasa Marga Kushartanto memastikan pihaknya akan mengalih profesikan beberapa petugas gardu tol untuk dapat bergabung dengan anak serta induk perusahaan Jasa Marga.
“Bahwa di Jasa Marga tidak ada PHK, jadi karyawan yang saat ini bertugas, yang terdampak dari Gerakan Nasional Non-tunai (GNNT) akan disalurkan ke induk dan anak perusahaan,” ungkap Kushartanto di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta, Jumat 13 Oktober 2017.
Selain itu, Jasa Marga juga memfasilitasi beberapa program pendidikan dan pelatihan bagi para karyawannya yang mungkin memutuskan untuk berhenti dari Jasa Marga.
“Intinya kita tidak PHK, namun bila karyawan ingin memundurkan diri karena sudah ada sambilan juga kami fasilitasi dengan program kami. Yakni penyaluran untuk bekali teman teman atas bisnis baru mereka yang memerlukan kompetensi baru,” kata Kushartanto.
Kushartanto menambahkan, dalam program tersebut, pihaknya juga menyediakan sebuah aplikasi internal guna memudahkan proses alih profesi tersebut.
“Jadi para karyawan tinggal masuk aplikasi masukan nomer karyawan dan memilih profesi yang tersedia di aplikasi, tentunya masih anak dan induk jasa marga,” tambah Kushartanto.
Sementara Ketua Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM), Muhammad Kusnadi mengaku telah bersepakat dengan pihak manajemen Jasa Marga untuk diadakannya alih profesi tersebut tanpa mengurangi pengawasan atas berjalannya program tersebut.
“Fokus skjm bagaimana kami bisa memfasilitasi teman yang terkena dampak Cashless. Kami sepakat adanya alih profesi dan tetap mengawasi program tersebut,” ungkap Kusnadi.
Kushartanto menambahkan, saat ini tercatat sekitar 1.300 karyawan yang bekerja di gardu tol akan dialih profesi ke bidang lain.
“Seluruh karyawan dan staff Jasa Marga tercatat berjumlah 4250 pekerja, dan ada sekitar 1300 pekerja yang di gardu tol akan kami coba alih profesikan,” tukas Kushartanto. (*)