Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka Flat Cenderung Melemah pada Level 7.548

Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka Flat Cenderung Melemah pada Level 7.548

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (4/10) indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka flat cenderung melemah pada level 7.548,03.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 1,13 miliar saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 21 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp284,29 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 69 saham terkoreksi, sebanyak 152 saham menguat dan sebanyak 254 saham tetap tidak berubah. 

Baca juga: IHSG Rawan Terkoreksi, Analis Rekomendasikan Saham ACES, BRIS, PGAS hingga UNIQ

Sebelumnya, Head of Research Retail BNI Sekuritas, Fanny Suherman mengatakan bahwa hari ini IHSG berpotensi sideways cenderung menguat, efek dari teknikal rebound.

“Dengan level support IHSG 7.470-7.520 dan level resistance IHSG 7.600-7.650,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2024.

Bursa saham-saham di Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan kemarin (3/10), menjelang laporan ketenagakerjaan bulan September AS yang akan dirilis pada Jumat (4/10), di sisi lain para investor tetap mengamati konflik yang semakin memanas di Timur Tengah. 

Di mana, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,44 persen menjadi 42.011,59, indeks S&P 500 turun 0,17 persen menjadi 5.699,96, dan Nasdaq Composite turun 0,04 persen menjadi 17.918,48.

Data pada Kamis menunjukkan bahwa jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru naik sedikit pekan lalu. Kondisi ini dipengaruhi oleh Badai Helene dan aksi mogok di beberapa pelabuhan yang dapat mempengaruhi gambaran pasar tenaga kerja dalam waktu dekat.

Baca juga: Menko Airlangga Pede IHSG Tembus 8.000 di Tahun Ini

Sementara itu, bursa Asia-Pasifik bervariasi cenderung melamah, dengan Jepang memimpin kenaikan pasar Asia pada perdagangan kemarin, dengan indeks Nikkei 225 Jepang menguat 1,97 persen dan Topix naik 1,20 persen.

Adapun, pada Rabu (2/10), PM Jepang yang baru, Shigeru Ishiba menyatakan bahwa kondisi ekonomi saat ini tidak mendukung kenaikan suku bunga lebih lanjut. Pernyataan ini dibuat setelah pertemuannya dengan Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda.

Selain itu, para investor akan menantikan sejumlah data penting di Asia, salah satunya data Judo Bank Composite PMI Australia yang disesuaikan secara musiman tercatat di angka 49,6 pada bulan September, turun dari 51,7 pada Agustus, melewati batas netral 50. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Top News