Bos Sritex, Iwan Setiawan Lukminto. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Nama Iwan Lukminto, Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, mendadak menjadi perbincangan publik usai dicokok Kejaksaan Agung (Kejagung) di Solo, Jawa Tengah, Selasa, 20 Mei 2025.
Penangkapan Iwan dilakukan di tengah penyidikan kasus dugaan korupsi terkait pemberian kredit oleh sejumlah bank kepada Sritex.
“Betul, malam tadi ditangkap di Solo,” kata Febrie Adriansyah, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung kepada awak media di Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025, seperti dilansir Antara.
Baca juga: Bos Sritex Iwan Lukminto Ditangkap Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Kredit Bank
Saat ini, penyidik tengah mengkaji indikasi kerugian negara dalam kasus dugaan korupsi pemberian kredit bank kepada PT Sritex.
Dinukil dari laman resmi Sritex, Iwan Setiawan Lukminto lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 24 Juni 1975. Ia menempuh pendidikan tinggi di sejumlah kampus ternama, antara lain Suffolk University, AS, dengan jurusan Administrasi Bisnis.
Ia juga meraih gelar Sarjana Business Administration dari Northeastern University dan Boston University.
Baca juga : BEI Proses Penghapusan Saham Sritex Pasca Putusan Pailit
Karier Iwan di Sritex dimulai sebagai Direktur Divisi Garmen hingga akhirnya diangkat menjadi Direktur Utama pada 2023.
Namun, di bawah kepemimpinannya, Sritex diterpa krisis keuangan dengan total utang mencapai Rp26,02 triliun. Setelah memberhentikan puluhan ribu karyawan, kini Iwan harus berhadapan dengan kasus dugaan korupsi.
Di luar kasus hukum yang membelitnya, nama Iwan Lukminto sempat masuk daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2020. Saat itu, kekayaannya diperkirakan mencapai USD515 juta atau sekitar Rp8,1 triliun.
Baca juga: DPR Soroti PHK Massal Sritex, Pekerja Terancam Tak Dapat THR
Bahkan, pada tahun sebelumnya, Forbes melaporkan bahwa pria berusia 49 tahun itu memiliki kekayaan USD585 juta atau setara Rp9,2 triliun.
Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Iwan juga tercatat memiliki saham SRIL sebesar 0,52 persen, atau senilai sekitar Rp108 juta. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan sindikasi Rp870 miliar untuk proyek properti Borneo Bay… Read More
Poin Penting OJK optimistis kinerja perbankan 2026 tetap positif didukung tren penurunan suku bunga. Penurunan… Read More
Poin Penting Perundingan dagang RI–AS (ART) ditargetkan rampung dan ditandatangani awal 2026 RI buka akses… Read More
Poin Penting IHSG sesi I ditutup menguat tipis 0,03% ke level 8.587,49 Meski indeks hijau,… Read More
Poin Penting Kredit properti tumbuh 7,4% yoy menjadi Rp1.513,5 triliun per November 2025 Pertumbuhan didorong… Read More
Poin Penting BSI mendukung program MBG melalui pembiayaan pembangunan dapur SPPG di seluruh Indonesia. Hingga… Read More