Tips & Trick

Jangan Salah Kaprah, Ini Perbedaan Asuransi Penyakit Kritis dan Asuransi Kesehatan

Jakarta – Tren penyakit kritis yang menyerang usia muda dan produktif menjadi perhatian serius banyak pihak. Hal ini tidak terlepas dari gaya hidup dan lingkungan sekitar yang memengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.

Nah, salah satu hal penting yang perlu digaris bawahi dari tren ini yakni proteksi asuransi penyakit kritis. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menyamakan jenis perlindungan ini dengan asuransi kesehatan.

Chief Product Officer Allianz Life Indonesia, Cheang Khai Au, menjelaskan perbedaan antara asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis. Hal ini penting agar masyarakat dapat memilih produk perlindungan yang paling sesuai dengan tujuan keuangan dan kebutuhan mereka.

Menurutnya, asuransi kesehatan dapat menanggung biaya pengobatan di rumah sakit untuk berbagai jenis penyakit, mulai dari ringan hingga kondisi medis berat.

Baca juga: Biaya Pengobatan Kian Membengkak, Manulife dan Danamon Luncurkan Asuransi Penyakit Kritis

Manfaat yang diberikan asuransi kesehatan akan memenuhi kebutuhan perlindungan dasar yang harus dimiliki nasabah agar terlindung dari biaya medis dan perawatan rutin—termasuk meminimalisasi biaya pengobatan untuk penyakit kritis.

”Ini karena tujuan perlindungan dari asuransi kesehatan yaitu untuk membantu menanggung biaya medis secara langsung, agar nasabah tidak terbebani biaya pengobatan yang tidak terduga,” katanya, dalam siaran tertulis, dikutip pada Jumat, 23 Mei 2025.

Selain itu, manfaat asuransi kesehatan memiliki cakupan yang lebih luas dalam hal layanan medis, sehingga menjadikannya sebagai perlindungan dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seluruh anggota keluarga.

Asuransi Penyakit Kritis Beri Manfaat Sekaligus

Berbeda dengan asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis dirancang secara khusus untuk memberikan perlindungan finansial ketika nasabah didiagnosis menderita penyakit kritis seperti kanker, stroke, serangan jantung, atau penyakit serius lainnya. Asuransi ini memberikan manfaat berupa nilai pertanggungan yang besar secara sekaligus (lump sum).

”Berbeda dengan penyakit umumnya, ketika seseorang terdiagnosis penyakit kritis maka seringkali dampak bagi kesehatan berlangsung dalam jangka panjang,” jelasnya.

Kondisi tersebut membuat seseorang tidak lagi seprima sebelumnya untuk kembali bekerja seperti sedia kala. Tidak hanya itu, masa pengobatan dan pemulihan juga memakan waktu lama, sehingga beberapa orang tidak dapat bekerja untuk sementara waktu karena harus menjalani perawatan rutin dan intensif.

Baca juga : Oona Indonesia Rilis Asuransi Penyakit Kritis, Premi Mulai Rp5.500 per Bulan

Lebih lanjut, manfaat nilai pertanggungan dari asuransi penyakit kritis dapat digunakan sebagai pengganti penghasilan (income replacement) untuk menutupi berbagai biaya yang tetap ada selama proses pengobatan berlangsung.

Misalnya, perawatan lanjutan di rumah, biaya penyembuhan, pengeluaran rumah tangga, cicilan rumah, dan lain sebagainya. Dengan demikian, nasabah dapat tetap fokus menjalani pengobatan tanpa harus memikirkan masalah keuangan.

Asuransi penyakit kritis sangat penting dimiliki oleh pencari nafkah utama (breadwinner) dalam keluarga untuk menjaga stabilitas keuangan saat risiko besar terjadi.

Namun, mengingat tren penyakit kritis yang juga menyerang generasi muda, jenis perlindungan ini juga semakin penting dimiliki oleh seluruh anggota keluarga, termasuk anak muda.

“Ketika penyakit kritis datang, tantangan bukan hanya soal pengobatan, namun kesiapan kita untuk dapat mempertahankan kestabilan finansial dan menjamin kelangsungan rencana masa depan di tengah hilangnya kekuatan finansial – asuransi mengisi celah penting ini sebagai pelindung finansial”, tambahnya.

Cermat Memilih Perlindungan yang Sesuai

Untuk mendapatkan manfaat optimal dari asuransi penyakit kritis, masyarakat perlu memahami cakupan perlindungan yang ditawarkan. Pilihlah produk yang memberikan perlindungan terhadap jenis penyakit kritis yang relevan dan menawarkan manfaat sejak tahap awal penyakit, bukan hanya saat stadium lanjut.

Perhatikan juga bentuk manfaat yang diberikan, apakah berupa lump sum tunai atau penggantian biaya medis.

“Setiap asuransi saling melengkapi kebutuhan perlindungan dengan tujuan yang berbeda-beda. Memiliki perlindungan kesehatan sebagai proteksi dasar merupakan langkah awal yang sangat baik. Namun risiko, sakit yang lebih berat seperti penyakit kritis membawa beban yang lebih besar – tidak hanya bagi kesehatan, tetapi juga beban finansial tambahan. Memahami besarnya dampak dari risiko ini, “ pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

2 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

2 hours ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

4 hours ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

18 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

18 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

19 hours ago