Jakarta – Memasuki fase kenormalan baru atau New Normal saat Pandemi Covod-19, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berhasil mencatatkan peningkatan transaksi digital hingga 70%. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar pada livestreaming Ngobroltempo Jumat (29/5).
Royke mengungkapkan covid-19 mendorong nasabah untuk bertransaksi secara digital. Pertumbuhan transaksi digital ini sekaligus menjadi momen untuk mengurangi interaksi tatap muka antar nasabah dan bank. Sehingga penyebaran Covid-19 dapat dicegah.
“Transaksi online Bank Mandiri tumbuh 70% dibandingkan tahun lalu. Ke depan, interaksi nasabah dan bank akan menurun. Oleh karena itu, perbankan harus terus mengembangkan teknologi digital perbankan mengikuti keinginan nasabah,” jelasnya melalui video conference di Jakarta, Jumat 29 Mei 2020.
Lebih jauh, Royke menjelaskan bahwa industri perbankan akan bergantung pada teknologi digital di masa depan. Oleh karena itu diperlukan edukasi pada setiap nasabah agar terbiasa pada layanan-layanan digital perbankan.
“Teknologi digital adalah masa depan industri perbankan. Jadi, poin pentingnya adalah bagaimana mengedukasi nasabah untuk shifting dari interaksi cabang ke layanan digital,” pungkasnya.
Sebagai Informasi, transaksi nasabah yang dilakukan melalui jaringan elektronik Bank Mandiri melonjak mencapai 5,8 juta transaksi per hari hingga Maret 2020. Selain itu pada periode yang sama, transaksi e-money stabil dengan rata-rata transaksi per hari sebanyak 3 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 45 miliar.
Meningkatnya transaksi online ini juga berdampak pada layanan pembukaan rekening secara daring. Dengan layanan pembukaan rekening daring dan kampanye #dirumahaja, Bank Mandiri telah berhasil menjaring lebih dari 20.000 nasabah baru dengan rata-rata pembukaan rekening telah mencapai lebih dari 1.000 rekening per hari.
Adapun, produk tabungan yang dapat dibuka melalui platform Online Onboarding yaitu Mandiri Tabungan NOW. (*) Evan Yulian Philaret