Presiden Komisaris BCA Jahja Setiaatmadja/Istimewa
Jakarta – Presiden Komisaris PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja membeli 62.500 lembar saham BBCA. Aksi korporasi ini tercatat dilakukan pada 1 September 2025 dengan tujuan investasi.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/9/2025), Jahja Setiaatmadja memborong saham BBCA tersebut dengan harga Rp7.975 per lembar.
“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan saham langsung dan klasifikasi saham, saham biasa,” tulis manajemen BCA.
Untuk mengenggam 62.500 lembar saham BBCA, Jahja harus merogoh kocek Rp498,43 juta.
Sebelumnya, Jahja tercatat menggenggam 34.805.144 lembar saham atau sekitar 0,03 persen dari total kepemilikan di BCA.
Usai aksi pembelian saham tersebut, kepemilikan Jahja bertambah menjadi 34.867.644 lembar saham BBCA.
Sebelumnya, pada pada 12 Agustus 2025, Jahja sempat melego 1 juta lembar saham BBCA dengan Rp8.750 per saham. Adapun tujuannya adalah diversifikasi portofolio.
Baca juga: Dana Asing Kabur Rp2,14 Triliun, Saham BBCA, BMRI, dan BBRI Paling Banyak Dilego
Di paruh pertama tahun 2025, BCA berhasil membukukan laba bersih konsolidasi Rp29 triliun. Angka ini tumbuh 8 persen ketimbang tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp26,9 triliun.
Pencapaian laba BCA ini ditopang oleh pendapatan bunga maupun pendapatan selain bunga. BCA mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai 7 persen yoy menjadi Rp42,5 triliun pada semester I 2025.
Pada saat yang sama, pendapatan selain bunga naik 10,6 persen yoy menjadi Rp13,7 triliun. Total pendapatan operasional Rp56,2 triliun, naik 7,8 persen. Adapun rasio cost to income (CIR) sebesar 29,1 persen, turun dari 30,5 persen pada tahun sebelumnya.
Selain itu, pertumbuhan laba tersebut juga didorong oleh peningkatan penyaluran kredit yang mencapai Rp959 triliun atau tumbuh 12,9 persen yoy.
Realisasi kredit ini tumbuh di atas rata-rata industri yang sebesar 7,77 persen di Juni 2025, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Secara rinci, pertumbuhan kredit BCA ditopang oleh segmen korporasi yang naik 16,1 persen yoy menjadi Rp451,8 triliun. Selanjutnya, kredit komersial meningkat 12,6 persen yoy menjadi Rp143,6 triliun, dan kredit UKM tumbuh 11,1 persen hingga mencapai Rp127 triliun.
Sementara itu, kredit konsumer naik 7,6 persen yoy menjadi Rp226,4 triliun. Komponen utamanya adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 8,4 persen menjadi Rp137,6 triliun.
Baca juga: Prospek Saham BBCA Dinilai Positif, Bisa Capai Rp12 Ribu per Lembar
Lalu, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 5,2 persen menjadi Rp65,4 triliun, dan pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) meningkat 9,4 persen yoy hingga Rp23,4 triliun.
Kualitas pinjaman BCA terjaga tetap terjaga, tercermin dari rasio loan at risk (LaR) 5,7 persen, membaik dari periode yang sama tahun sebelumnya 6,4 persen. Kemudian, Non-Performing Loan (NPL) BCA berada di level 2,2 persen, dengan pencadangan NPL dan LAR memadai masing-masing sebesar 167,2 persen dan 68,7 persen.
Sejalan dengan peningkatan kredit, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5,7 persen yoy menyentuh Rp1.190 triliun per Juni 2025. Dana murah secara konsolidasi berkontribusi sekitar 82,5 persen dari total DPK. (*)
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More
Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More
Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More