Jakarta – Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai, digitalisasi open banking menjadi kewajiban untuk dimiliki oleh pelaku perbankan di era pandemi covid-19. Menurutnya, digitalisasi tak hanya memudahkan nasabah saja, namun dari sisi internal digitalisasi dapat menciptakan efisiensi bank.
Demikian hal tersebutdisampaikan Jahja dalam Webinar dan E-Awarding Infobank dengan tema ‘Traditional Bank Vs Challanger Banks in The Era Of Open Banking” di Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Dirinya menyadari tidak semua pelaku bank sanggup melakukan digitalisasi secara cepat, namun setidaknya prinsip efisiensi harus tetap dipegang pelaku perbankan.
“Digitalisasi adalah suatu keharusan di masa pandemi. Mungkin dari 100 bank di Indonesia tidak semuanua sanggup masuk ke digital secara cepat. Namun setiap bank wajib mengembangkan efisiensi, ini bisa membuat suatu culture perusahaan sadar akan digitalisasi,” kata Jahja.
Jahja menambahkan, open banking sepatutnya tidak hanya mengenai transformasi infrastruktur digital secara internal, namun benar benar menyentuh keinginan serta kebutuhan nasabah disetiap genggaman atau melalui layanan mobile banking.
“Open banking ini juga tantangan. Pengerjaan open banking ini bukan hanya dicabang atau mobile saja, tetapi ialah layanan kepada nasabah untuk bisa buka dimanapun kapanpun dalan genggaman,” tambah Jahja.
Menurutnya, saat ini pendemi covid-19 telah merubah kebiasaan masyarakat dan nasabah dalam bertransaksi. Oleh karena itu pelaku perbankan harus siap dan mengantisipasi hal tersebut dengan layanan digitalisasi yang sudah disiapkan secara prima. (*)
Editor: Rezkiana Np