Jakarta — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku Pemerintah masih terus memantau kondisi dinamika perekonomian global guna terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan fundamental ekonomi nasional pada tahun ini. Terlebih, hingga saat ini nilai tukar rupiah masih mampu bertengger pada angka Rp14.100 per dollar Amerika Serikat (AS).
Tak hanya itu, pihaknya di Pemerintahan juga terus menjaga dan mengelola industri manufaktur dan sumber daya guna terus meningkatkan ekspor dan memperbaiki defisit transaksi berjalan nasional.
“Dinamika terhadap masyarakat, industri manufaktur, maupun industri sektor SDA, tidak hanya kurs tapi dari sisi ekonomi dunia, perang dagang, semua kita simak dan kalkulasi, bagaimana dampaknya pada keseluruhan ekonomi kita,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa 8 Januari 2019.
Tak hanya itu, pihaknya juga terus berkomitmen menjaga instrumen APBN pada tahun 2019 ini dengan pengelolaan yang prudensial dan transparan guna menjaga perekonomian nasional.
“Instrumen APBN kan instrumen untuk kelola perekonomian, jadi kita tidak hanya fokus bagaimana ke APBN tapi pengaruhnya terhadap perekonomian kita,” tukas Sri Mulyani.
Sementara nilai tukar Rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor Bank Indonesia, rupiah per dolar AS pada hari ini (8/1) diposisi Rp14.031, atau menguat dibanding perdagangan kemarin (7/1) yang diposisi Rp14.105. (*)