Jakarta – PT Phapros Tbk berencana meluncurkan enam produk baru sepanjang 2024. Produk-produk ini diharapkan mampu menjadi mesin pertumbuhan bisnis emiten farmasi yang merupakan bagian dari holding BUMN Farmasi tersebut.
Hal itu diungkapkan Plt Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih dalam public expose Phapros, Kamis, 13 Juni 2024. Menurutnya, tahun ini emiten berkode saham PEHA itu mengantongi enam nomor izin edar atas produk baru. Semua produk itu merupakan hasil pengembangan internal dari Tim R&D Phapros.
Empat dari enam produk baru itu nantinya akan diperuntukkan untuk upaya preventif dan promotif terapi untuk anak.
“Kami mengembangkan produk anak saat ini dengan teknologi formulasi sediaan obat yang lebih canggih, di mana bentuk sediaan yang nantinya akan kami luncurkan adalah bentuk sediaan seperti permen gummy dan juga tablet hisap sehingga akan lebih disukai oleh anak,” paparnya.
Baca juga: Phapros Cetak Pertumbuhan Penjualan 14,9 Persen, Dua Produk Obat Ini Penopangnya
Menurut Ida, sekarang ini Phapros mulai menaruh perhatian khusus pada kesehatan anak. Ini tidak lepas dari struktur demografi Indonesia, yang memiliki bonus demografi, dan sebagian penduduk Indonesia pada 2045 nanti berada pada usia produktif, yakni antara 15 hingga 64 tahun. Maka itu, anak-anak saat ini harus di dukung pertumbuhan dan kesehatannya agar di 2045 nanti akan menjadi generasi penerus bangsa yang unggul.
Langkah ini sejaln dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang juga memprioritaskan pelayanan kesehatan dasar (primer) dengan mendorong upaya promotif, preventif, dan pemanfaatan teknologi pada lima prioritas yaitu, peningkatan kesehatan ibu dan anak, percepat perbaikan gizi masyarakat, pengendalian penyakit seperti HIV, malaria, dan tuberculosis, pembudayaan gerakan masyarakat sehat, serta penguatan fasilitas kesehatan.
Sementara, dua produk lainnya adalah agen terapi untuk tuberculosis dan antibiotik injeksi. Perseroan optimis keenam produk baru ini akan menjadi katalisator pertumbuhan bisnis Phapros ke depan, bersama dengan produk-produk yang sudah ada saat ini.
Baca juga: Ekspansi Bisnis, Global Excel Perluas Kantor Layanan Pelanggan di Jakarta
Adapun berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), estimasi anak usia dini 0-6 tahun di Indonesia mencapai 30,2 juta jiwa pada Maret 2023 yang lalu. Angka itu setara 10,91 persen dari total penduduk Indonesia.
Sementara kasus tuberculosis di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi peningkatan pada 2023 dan penderita TB sebanyak 820.789 kasus yang ditemukan dari estimasi 1.060.000 kasus.
“Artinya, pasar obat untuk anak itu cukup besar di Indonesia. Termasuk juga untuk penderita penyakit TB. Di sinilah Phapros mengambil peran,” pungkas Ida. (*) Ari Astriawan