“GWM average ini tetap mengacu ke GWM primer. Tinggal masalahnya maintenance periodenya. GWM sekarang ini di tiap titik harus sesuai ketentuan 6,5% ya 6,5% enggak bisa kurang. Secara rata-rata GWM tersebut harus sesuai dengan ketentuan,” ujar Agus, di Jakarta, Selasa, 22 November 2016.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, penerapan GWM Averaging ini bertujuan agar perbankan punya fleksibilitas aturan likuiditas. Dengan begitu, kata dia, perbankan nasional diharapkan dapat mendorong penguatan operasi moneter dalam ke depannya.
“Kami sudah reoperasi kerangka operasi moneter. Ini bagian dari pendalaman pasar keuangan. Upaya ini tentu tidak mengganggu likuiditas, dan jangan sampai berlebihan dan tidak ganggu capaian dari target,” ucap Agus. (*)
(Baca juga: Likuiditas Perbankan untuk Dorong Kredit Masih Oke)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting Dana Indonesia meluncurkan AI Enablement Playbook untuk memandu industri menilai dan meningkatkan kesiapan… Read More
Poin Penting Taiwan mengembangkan wisata ramah Muslim dengan fasilitas ibadah, kuliner halal, dan pengakuan global.… Read More
Poin Penting Menkes Budi Gunadi Sadikin menegaskan inflasi kesehatan Indonesia sudah mencapai 9–11 persen, jauh… Read More
Poin Penting Pemerintah pusat bergerak cepat mendukung percepatan pemulihan Aceh Tamiang, termasuk pemenuhan kebutuhan dasar… Read More
Poin Penting PINTU bersama OJK menggelar literasi kripto bertajuk Kripto untuk Mahasiswa yang diikuti lebih… Read More
Poin Penting Pemerintah siapkan paket kebijakan ekonomi khusus untuk pemulihan wilayah terdampak bencana di Aceh,… Read More