Jakarta – Pengamanan terhadap mantan presiden AS Donald Trump kian diperketat pasca upaya pembunuhan terhadap politisi Partai Demokrat tersebut, pada kampanye di Butler County, Pennsylvania.
Informasi teranyar menyebutkan rencana Iran menargetkan Trump sebagai sasaran pembunuhan. Hal ini semakin memperketat pengamanan terhadap kandidat Pilpres AS tersebut.
Saat ini, Dewan Keamanan Nasional AS telah melacak ‘ancaman’ Iran kepada Donald Trump. Kuat dugaan, aksi yang dilakukan Iran sebagai bentuk balas dendam atas kematian komandan Garda Revolusi Iran Qasem Soleimani pada tahun 2020.
Baca juga : Selain Donald Trump, Berikut Daftar Presiden AS jadi Target Kelam Pembunuhan
“Kami memperlakukan ini sebagai masalah keamanan nasional dan dalam negeri dengan prioritas tertinggi,” kata Juru Bicara Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan, dinukil VOA Indonesia, Kamis, 18 JuLI 2024.
Meski begitu, pihaknya belum menemukan adanya hubungan antara aksi Iran tersebut dengan insiden penembakan yang dilakukan Thomas Matthew Crooks (20) beberapa waktu lalu.
Baca juga : Terungkap Identitas Pelaku Penembakan Donald Trump, Anggota Republikan?
“Kami belum menemukan adanya hubungan antara pelaku penembakan dengan kaki tangan atau konspirator mana pun, baik asing maupun domestik,” tambahnya.
Juru Bicara Utama Dinas Rahasia AS Anthony Guglielmi mengatakan, mereka dan lembaga-lembaga lain secara berkelanjutan menerima informasi mengenai potensi ancaman baru dan mengambil tindakan untuk menyesuaikan sumber daya sesuai kebutuhan.
“Kami tidak dapat mengomentari ancaman spesifik apa pun selain menyatakan bahwa Dinas Rahasia menanggapi ancaman dengan serius dan merespons sepantasnya,” tambah Guglielmu dalam pernyataannya. (*)
Editor : Galih Pratama