Jadi Nilai Tambah Investasi, Hilirisasi Percepat Indonesia Menjadi Negara Maju

Jadi Nilai Tambah Investasi, Hilirisasi Percepat Indonesia Menjadi Negara Maju

Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan hilirisasi menjadi satu-satunya cara agar Indonesia menjadi negara maju, serta menambah nilai investasi di industri pertambangan.

Saat ini, proses industrialisasi lewat hilirisasi terus berkembang secara masif. Hingga kuartal II 2023 Kementerian Investasi/BKPM mencatat secara sektoral, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk industri pertambangan berada di nomor tiga terbesar yaitu senilai Rp37,9 triliun. Lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi di kuartal I 2023 yang senilai Rp33,5 triliun.

“Saya baru pulang kemarin dari China, saya melihat tidak ada cara lain memang negara-negara maju itu harus melakukan proses industrialisasi lewat hilirisasi,” ujar Bahlil dalam konferensi pers, Jumat, 21 Juli 2023.

Baca juga: Mempercepat Program Hilirisasi Ekosistem EV di Indonesia

Meskipun, Indonesia dalam melakukan hilirisasi di tentang oleh beberapa lembaga dunia. Namun, RI akan tetap melakukan larangan terhadap pelanggaran ekspor komoditas.

“Sekalipun beberapa lembaga negara merekomendasikan pemerintah Indonesia untuk secara bertahap melakukan peninjauan kembali terhadap pelarangan ekspor komoditas dan jangan diperluas. Jadi lembaga-lembaga ini tidak ingin Indonesia maju, kalau seandainya tidak ada manfaat untuk indonesia mereka tidak memberikan rekomendasi,” ungkap Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa pihaknya akan konsisten dalam mendorong serta memberikan insentif agar investasi bisa masuk di industri pertambangan khususnya hilirisasi. “Tetap kita konsisten dan kita akan mendorong untuk memberikan insentif yang lebih lagi, agar mereka (investor) bisa masuk,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan, transformasi ekonomi melalui hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) dapat membentuk ekosistem industrialisasi berbasis komoditas yang bernilai tambah tinggi. Hal ini merupakan bentuk agar Indonesia bisa menjadi negara maju.

Baca juga: Digugat WTO, Jokowi Minta Presiden 2024 Tetap ‘Gaspol’ Hilirisasi Nikel

Luhut pun membeberkan, sejak larangan ekspor diberlakukan, China sebagai importir utama bijih nikel Indonesia banyak melakukan investasi untuk mengolah biji nikel di Indonesia. PMA (penanaman modal asing) di sektor hilirisasi asal China meningkat pesat hingga mencapai USD2,6 miliar di tahun 2022.

Kemudian, kebijakan ini pun berkontribusi terhadap peningkatan nilai ekspor produk hilir nikel yaitu bahan besi dan baja, serta baterai litium. Tercatat hingga Mei 2023 ekspor produk turunan nikel mencapai USD13,972 secara year to date (ytd). Di tahun 2022 mencapai USD33,810, kemudian tahun 2021 dan 2020 masing-masing sebesar USD22,214 juta dan USD11,612 juta.

Seperti diketahui, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi mencapai Rp349,8 triliun di kuartal II 2023, naik 15,7% secara yoy. Atau secara akumulasi Januari – Juni 2023 realisasi investasi sebesar Rp678,7 triliun atau 48,5% dari target tahun 2023 sebesar Rp1.400 triliun. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News