oleh Agung Galih Satwiko
PASAR saham global kemarin umumnya ditutup melemah kecuali di Asia. Indeks Nikkei ditutup menguat tipis 0,22%. Sementara di Eropa, FTSE 100 Inggris melemah 0,40%, dan S&P500 di AS turun 1,20%.
Mata uang Yen terus menguat pada perdagangan kemarin dan sempat menyentuh level 107 Yen per USD. Penguatan ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu pembelian Yen sebagai salah satu safe haven asset oleh investor dan eksportir yang menukar valas yang diterima dengan Yen. Pelaku pasar membeli Yen karena kekhawatiran akan meningkatnya volatilitas pasar keuangan sebagaimana terjadi pada awal tahun ini. Sementara eksportir menukar valasnya karena melihat Yen terus menguat sehingga jika tidak segera ditukar akan menimbulkan kerugian valuasi. Penguatan Yen menimbulkan kekhawatiran bahwa alat kebijakan moneter yang tersedia bagi BOJ semakin terbatas dan tidak efektif. Penurunan tingkat bunga acuan domestik yang seharusnya melemahkan nilai tukar tidak terjadi di Jepang. Yen terus menguat sehingga menekan kinerja ekspor. Inflasi diperkirakan sulit terjadi karena harga barang cenderung turun seiring penguatan Yen.
Pasar saham China kemarin ditutup turun karena kekhawatiran bahwa batas waktu pembatasan penjualan saham oleh pemegang saham dalam jumlah besar akan segera berakhir. Sejak 7 Januari lalu, otoritas China memperpanjang pembatasan penjualan saham melampaui 1% oleh investor yang memiliki lebih dari 5% saham perusahaan. Pelaku pasar melihat batas waktu 3 bulan pembatasan penjualan tersebut akan segera berakhir, sehingga mengambil langkah terlebih dahulu untuk menjual saham yang dipegangnya.
Cadangan devisa China akhir Maret naik menjadi USD3,21 triliun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD3,20 triliun. Salah satu faktor penyebab kenaikan cadangan devisa China adalah repatriasi dana akibat penguatan Yuan yang terjadi belakangan ini. Selama bulan Maret Yuan menguat 1,5% terhadap USD.
Cadangan devisa Indonesia akhir bulan Maret naik menjadi USD107,5 miliar dibandingkan bulan Februari yang tercatat sebesar USD104,5 miliar. Kenaikan ini disebabkan terutama oleh hasil penjualan sukuk global Pemerintah dan hasil lelang sertifikat deposito valas oleh BI. Posisi cadangan devisa ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan impor selama 8 bulan, dan kebutuhan impor serta pembayaran kewajiban utang valas Pemerintah selama 7,8 bulan ke depan, keduanya jauh di atas batas aman 3 bulan.
Minutes of meeting ECB yang dirilis kemarin menyebutkan bahwa sebagian besar anggota Governing Council menyetujui dan mendukung penurunan tingkat bunga acuan sebanyak 10 bps namun menyatakan bahwa penurunan tingkat bunga lebih jauh belum diperkirakan pada tahap sekarang. Meskipun demikian Governing Council menyebutkan bahwa penurunan lebih jauh tingkat bunga ke depan bukan tidak mungkin apabila perkembangan terkini mengubah perkiraan inflasi, dan membuat kebijakan moneter yang lebih longgar diperlukan.
Masih dari Eropa, tingkat pengangguran di Yunani bulan Januari yang dirilis kemarin oleh Hellenic Statistics Service (Elstat) tercatat sebesar 24,4%, naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 24,3%. Level penganguran di Yunani lebih dari dua kali tingkat pengangguran rata-rata di Eurozone (Negara pengguna Euro) yang tercatat sebesar 10,3% di bulan yang sama, dan hampir tiga kali dari rata-rata pengangguran di European Union sebesar 8,9%. Secara absolut jumlah penduduk Yunani yang aktif mencari pekerjaan tapi belum mendapat pekerjaan (unemployed) mencapai 1,2 juta orang, sementara jumlah penduduk Yunani yang tidak aktif mencari pekerjaan dan menganggur mencapai 3,3 juta orang.
Harga minyak dunia ditutup turun kemarin dan tidak melanjutkan penguatan yang terjadi hari sebelumnya setelah data cadangan minyak AS turun sebesar 4,9 juta barrel per minggu lalu. WTI crude Nymex untuk pengiriman Mei turun USD0,49 (1,3%) ke level USD37,3 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Juni turun USD0,41 (1%) ke level USD39,4 per barrel.
Yield UST turun karena investor banyak membeli safe haven asset seperti Yen, emas dan UST sendiri. Yield UST 10 tahun turun 6 bps ke level 1,69%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 year telah turun 58 bps (akhir tahun lalu 2,27%). Sementara itu yield UST 30 tahun turun 6 bps ke level 2,51%. Di Eropa, yield German bund 10 tahun turun 3 bps ke level 0,09%.
Pasar SUN ditutup stabil, yield SUN tenor 10 tahun turun 3 bps ke level 7,58%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 116 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG relatif tetap di level 4.867. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp681 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp5,4 triliun. Year to date IHSG membukukan peningkatan indeks sebesar 5,9% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Sementara itu, nilai tukar Rupiah menguat Rp75 ke level Rp13.163 per Dolar AS. NDF 1 bulan melemah Rp14 ke level Rp13.262 per Dolar AS. Dalam jangka pendek Rupiah diperkirakan akan melemah secara teknikal. Sementara itu persepsi risiko stabil, CDS 5 tetap di level 203. (*)
Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK