J Trust Bank Dukung Integrasi Lapangan Banteng dan Gedung AA Maramis, Ini Targetnya

J Trust Bank Dukung Integrasi Lapangan Banteng dan Gedung AA Maramis, Ini Targetnya

Jakarta – PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) turut ambil bagian dalam penataan kawasan bersejarah (heritage) di Jakarta melalui skema kompensasi pelampauan nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB).

Komitmen tersebut diwujudkan melalui pencanangan proyek integrasi antara Lapangan Banteng dan Gedung A.A. Maramis, yang akan segera dilaksanakan.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, penataan kawasan ini bertujuan mengintegrasikan ruang terbuka hijau antara Lapangan Banteng dan kawasan gedung A.A. Maramis.

Upaya tersebut merupakan bagian dari pengembangan kawasan Formal-Heritage District sebagai kerangka kawasan warisan budaya di Jakarta.

“Pencanangan ini, bagi saya pribadi, apabila ruang publik semakin banyak di Jakarta. Ini akan membuat Jakarta menjadi jauh lebih menarik,” ujarnya, dikutip Jumat, 11 Juli 2025.

Baca juga: J Trust Bank Gandeng JKT48 Dorong Inklusi Keuangan Anak Muda

Pramono mengungkapkan, Lapangan Banteng saat ini telah dibuka selama 24 jam dan disambut positif masyarakat.

Hal itu terlihat dari antusiasme saat perayaan HUT ke-498 Jakarta pada 22 Juni lalu, yang dihadiri sekitar 15.000 warga.

“Masyarakat luar biasa antusias. Bahkan, ini baru kali pertama perayaan HUT Jakarta yang ke-498 di sini. Orang-orang yang hadir kurang lebih 15.000 duduk dengan rapi dan acara berjalan dengan baik,” bebernya.

Pramono menjelaskan, penataan integrasi ini merupakan wujud kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Keuangan, dengan pendanaan yang bersumber dari kompensasi KLB oleh J Trust Bank, tanpa menggunakan APBD.

Proyek Dimulai Juli 2025, Rampung Maret 2026

Pramono menambahkan, pengerjaan penataan akan dimulai pada Juli 2025 dan ditargetkan rampung pada Maret 2026.

“Kami sudah membiasakan diri untuk membangun tanpa APBD, termasuk di tempat ini. Kami berharap, nantinya masyarakat dapat memanfaatkan ruang publik baru ini dan merawatnya bersama,” tandasnya.

Baca juga: Pembiayaan Korporasi Bank Mega Syariah Tumbuh 30,24 Persen di Semester I 2025

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani menjelaskan, Gedung A.A. Maramis saat ini dikelola oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Aset ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan nilai tambah, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya.

“Kami juga sering meng-introduce, karena Kementerian Keuangan (memiliki) prinsip the highest and the best use dari pemanfaatan aset negara termasuk aset gedung A.A. Maramis ini,” kata Srimul, sapaan akrabnya.

Menghubungkan Dua Titik Bersejarah Jadi Ruang Hidup Kota

Sebagai tambahan informasi, pendekatan desain kawasan ini memungkinkan terciptanya zona integrasi aktif dan edukatif yang ramah bagi pejalan kaki.

Kawasan ini tidak hanya menghubungkan dua titik bersejarah, tetapi juga membangun kembali hubungan manusia dengan ruang sejarah kota.

Desain kawasan akan memprioritaskan aksesibilitas pejalan kaki dan pesepeda, dengan menerapkan konsep woonerf atau shared street ala Niek De Boer, yang menyatukan ruang jalan dan trotoar tanpa batas tegas.

Berbagai elemen seperti pohon peneduh, tempat duduk, dan pola permukaan jalan juga akan dihadirkan untuk memperlambat kendaraan dan menciptakan ruang kota yang inklusif, nyaman, serta mendukung aktivitas sosial masyarakat. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62