News Update

Isu Prabowo Bakal Naikkan Rasio Utang hingga 50 Persen, Airlangga: Cuma Wacana

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka merespons kabar soal rencana Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran akan menaikan rasio utang hingga 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

Airlangga mengatakan rasio utang pemerintah akan tetap berada di kisaran 40 persen terhadap PDB. Sementara defisit ada di bawah 3 persen terhadap PDB. Ini sesuai dengan Undang-Undang Kruangan Negara.

“Itu kan wacana aja yang dibahas. Defisit tetap di bawah 3 persen dan terkait dengan rasio utang tetap sekitar 40 persen,” kata Airlangga kepada Wartawan di Hotel St.Regis Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024.

Adapun, hingga Mei 2024, rasio utang pemerintah tercatat sebesar 38,71 persen dari PDB.

Baca juga: Beban Utang RI Semakin Numpuk, INDEF Kasih Solusi Begini

Mengutip Reuters, penasihat Prabowo, Hashim Djojohadikusumo mengatakan kepada Financial Times dalam sebuah wawancara di London bahwa Indonesia masih dapat mempertahankan peringkat investasinya bahkan jika rasio utang terhadap PDB naik hingga 50 persen.

“Idenya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan tingkat utang,” kata Hashim dalam artikel tersebut.

“Kami tidak ingin meningkatkan tingkat utang tanpa meningkatkan pendapatan,” kata Hashim.

Tim ekonomi Prabowo di Jakarta menolak mengomentari wawancara tersebut ketika dihubungi Reuters pada hari Kamis.

Timnya sebelumnya membantah laporan media yang menyebutkan bahwa Prabowo berencana meningkatkan rasio utang terhadap PDB dari di bawah 40 persen menjadi 50 persen. Mereka mengatakan saat itu presiden terpilih akan tetap mematuhi aturan fiskal yang berlaku.

Baca juga: Prabowo Ungkap Rasio Utang RI Terendah di Dunia, Ini Faktanya!

Berdasarkan aturan tersebut, defisit anggaran pemerintah dibatasi hingga 3 persen PDB dan rasio utang terhadap PDB tidak boleh melebihi 60 persen.

Kekhawatiran mengenai rencana pinjaman Prabowo membebani harga obligasi dan rupiah bulan lalu, membantu menjatuhkan mata uang tersebut ke posisi terendah dalam empat tahun terhadap dolar.

Selama masa kampanye, Prabowo mengatakan bahwa ia ingin meningkatkan jumlah utang publik, sekaligus berjanji untuk meningkatkan rasio pajak terhadap PDB menjadi 16 persen dari sekitar 10 persen saat ini. Ia akan mulai menjabat pada Oktober. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Ekonomi RI Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III 2024, Airlangga Klaim Ungguli Singapura-Arab

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More

1 hour ago

AXA Mandiri Hadirkan Asuransi Dwiguna untuk Bantu Orang Tua Atasi Kenaikan Biaya Pendidikan

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More

3 hours ago

Sritex Pailit, Pemerintah Diminta Fokus Berantas Impor Ilegal dan Revisi Permendag 8/2024

Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More

3 hours ago

BEI Beberkan Dampak Pemilu AS hingga Hapus Kredit UMKM ke Pergerakan IHSG

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu di periode 28 Oktober hingga 1… Read More

4 hours ago

Jelang Pilpres AS, Harris dan Trump Bersaing Ketat dengan Selisih Suara Tipis

Jakarta - Kandidat Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris dan Donald Trump, saat ini tengah bersaing… Read More

4 hours ago

Erick Thohir Godok PP Hapus Kredit UMKM, Fokus pada Petani dan Nelayan

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menggodok Peraturan Pemerintah (PP) perihal hapus tagih… Read More

5 hours ago