Jakarta – Konflik perang antara Israel dan Hamas masih terus memanas. Terbaru, pihak Israel menegaskan akan terus menggempur Hamas sebelum organisasi militan tersebut menyerah dan mengembalikan semua tawanan.
“Kami harus menerima penyerahan total dari Hamas, kami harus mendapatkan sandera kami kembali,” kata Menteri Ekonomi dan Industri Israel Nir Barkat, dinukil Bloomberg, Senin, 15 Januari 2024.
“Hamas harus mengibarkan bendera putih,” tambahnya.
Pihaknya mengatakan, Israel tidak mempunyai keinginan untuk meredakan serangan di Gaza yang dimulai setelah Hamas menyerang dari wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023. Dalam insiden tersebut, menewaskan 1.200 orang di Israel Selatan dan menyandera sekitar 230 orang.
Baca juga: Ini Dia Sosok Ofer Cassif, Anggota Parlemen Israel yang Dukung Gugatan Genosida di ICJ
Militer Israel pun telah menarik sebagian pasukannya keluar dari Gaza awal bulan ini dan pihaknya telah mencapai banyak hal yang ingin dilakukan di bagian utara wilayah yang dikuasai Hamas.
Meski begitu, pertempuran terus berkecamuk di daerah kantong tersebut dan para pejabat Israel mengatakan pertempuran bisa berlanjut selama berbulan-bulan, atau bahkan lebih lama lagi.
Saat ini Israel memfokuskan sebagian besar serangan darat dan udaranya di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza.
Barkat, yang merupakan anggota Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melihat tidak ada alternatif lain selain mengalahkan kelompok tersebut, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa.
Beberapa negara Arab mengatakan, mengingat akar kuat Hamas di Gaza dan fakta bahwa mereka menguasai wilayah tersebut sejak tahun 2007, maka Hamas harus mengambil peran pascaperang.
“Kita harus melihat seseorang di luar sana yang akan mengakui Israel, tidak ingin membantai dan membunuh serta menghapus Israel dari peta,” kata Barkat.
Israel ‘Bersatu’
Barkat menambahkan, sulit untuk mengatakan apakah akan ada pemilu di Israel tahun ini. Di mana, jumlah jajak pendapat Netanyahu merosot sejak serangan Hamas dan koalisinya.
“Serahkan semua ini sampai perang berakhir. Semua orang di sini memahami bahwa kita semua bersatu. Kami fokus pada satu hal utama yakni memenangkan perang dan membawa kembali sandera kami,” terangnya.
Baca juga: Mahkamah Internasional Gelar Sidang Hari Pertama Kasus Genosida Israel
Barkat menambahkan, perekonomian Israel akan mengalami pemulihan cepat setelah perang dengan fokus pada pertumbuhan, investasi teknologi, dan belanja pertahanan.
“Uang pintar” terus mengalir ke Israel, “ katanya.
Ketika AS dan sekutunya melancarkan serangan udara terhadap kelompok Houthi untuk melawan serangan kapal mereka, Barakat mengatakan bahwa militan Yaman kini menjadi tantangan global.
“Mereka beroperasi, sejalan dengan Hamas dan Hizbullah Lebanon, gerakan yang didukung, dipersenjatai, dan didanai oleh Iran,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama