Yogyakarta – Indonesia punya potensi ekonomi syariah yang sangat besar. Salah satunya, yang paling mudah dilihat adalah populasi muslim di negeri ini yang sangat besar.
Saat ini, penduduk muslim Indonesia diperkirakan berjumlah 227 juta jiwa atau 87℅ dari total penduduk.
Iggi Haruman Achsien, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mengungkapkan, jumlah penduduk muslim yang besar itu belum optimal dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah nasional. Ini adalah salah satu tantangan yang harus diselesaikan.
“Niat ihitiar kita dalam rangka mengakhiri ironi, bahwa penduduk muslim terbesar di Indonesia dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perekonomian bangsa,” kata Iggi dalam seminar nasional “Islamic Finance Summit 2021: Driving The Growth of The Halal Industry in The New Normal Ekonomi”, yang diselenggarakan Infobank bekerja sama dengan MES, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Tokoh Syariah, di Yogyakarta, Kamis, 30 September 2021.
Upaya ini, lanjut Iggi, menjadi bagian dari ijarah atau transaksi. Dan transaksi yang dimaksud adalah berdagang atau melakukan kegiatan ekonomi di dunia untuk tujuan akhirat.
“Mudah-mudahan kita masuk bagian ini. Bisa memberi manfaat sosial yang besar untuk bekal kita di akhirat,” tukas Iggi.
Biro Riset Infobank (birI) mencatat, per Juni 2021, total aset industri keuangan syariah nasional sebesar Rp1.885,65 triliun. Dengan nilai itu, industri keuangan syariah menggegam market share 10% terhadap total aset industri keuangan nasional.
Di kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan kerja sama (MoU) terkait pengembangan ekonomi keuangan syariah nasional ke depan antara Infobank dan MES.
Penandatanganan dilakukan oleh Eko B. Supriyanto, Pemimpin Redaksi Infobank Media Group didampingi Karnoto Mohamad, Wakil Pemimpin Redaksi Infobank Media Group dan Iggi Haruman Achsien, Sekjen MES didampingi Hery Gunardi, Bendahara Umum MES yang juga Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI).
“Kerja sama ini merupakan bentuk sinergi yang luar biasa bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional,” tegas Eko B. Supriyanto. (*) Ari Nugroho