Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyinggung soal ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel.
Hal ini disampaikan Airlangga saat menggelar halal bihalal bersama pegawainya di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat hari ini, Selasa (16/4).
Dalam hal ini, pihaknya berharap ketegangan geopolitik di Timur Tengah segera mereda. Namun, berbagai kebijakan tengah dipersiapkan sebagai antisipasi dari global shock.
Baca juga: Menko Airlangga Cermati Eskalasi Konflik di Timur Tengah
“Kami mempersiapkan terkait dengan global shock akibat Iran dan Israel. Dan kami berharap terjadi deeskalasi. Namun kita harus mempersiapkan terhadap berbagai shock. Dan kita belum selesai dari global shock, perang Ukraina masih ada, Israel Gaza masih ada. Tapi dunia cannot afford another war (tidak mampu menanggung perang lagi),” ujar Airlangga, Selasa 16 April 2024.
Dirinya pun mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada seluruh pihak untuk mengendalikan diri terhadap negara-negara yang sedang bertikai.
“Tadi dalam rapat dengan Bapak Presiden, kita membahas terkait dengan situasi terkini perekonomian tentunya dikaitkan dengan apa yang terjadi di Timur Tengah dan tadi sudah disampaikan di Istana, ada Ibu Menteri Luar Negeri, pada dasarnya Indonesia meminta supaya semua pihak menahan diri. Karena tentunya bagi Indonesia tensi geopolitik ini bukan sesuatu yang kita harapkan, karena memang berbagai negara belum selesai,” ungkapnya.
Baca juga: ADB Perkirakan Ekonomi Kawasan Asia Tumbuh 4,9 Persen di 2024
Selain itu, berbagai tantangan di dalam negeri masih menghantui yakni, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan suku bunga acuan. Sehingga, diperlukan kerja keras untuk menjaga makroprudensial di tahun ini.
“Karena dalam situasi seperti ini, tiga hal menjadi isu. Satu, interest rate global, dua harga minyak, ketiga harga logistik, dan juga tingkat suku bunga SBN. Saya yakin hal-hal ini menjadi PR kita bersama dalam 1-2 bulan ke depan, karena ini menjadi kunci di tahun akhir daripada pemerintahan, presidensi Bapak Joko Widodo dan Pak Ma’ruf Amin,” jelasnya. (*)
Editor: Galih Pratama