IPOT Proyeksikan IHSG Masih Stagnan Pekan Ini, Berikut Sentimennya

IPOT Proyeksikan IHSG Masih Stagnan Pekan Ini, Berikut Sentimennya

Jakarta – PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menyebut terdapat beberapa sentimen yang akan memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan ini mulai 10-14 Juni 2024.

Community Lead IPOT, Angga Septianus, menyatakan para trader harus memperhatikan sentimen tersebut yang di antaranya adalah inflasi China dari data inflation rate tahunan dan mingguan. Serta, data dari Amerika Serikat (AS) untuk core inflation rate bulanan dan tahunan, core inflation rate tahunan dan bulanan, dan CPI Mei.

“Investor berpotensi wait and see dan market cenderung stagnan, apalagi rupiah masih di posisi lemah. Menariknya, kalau ekonomi AS melemah dan China menguat, ini bisa jadi kabar positif buat market Asia, di mana demand dolar bakal turun pelan-pelan dan rupiah menguat sehingga foreign flow balik masuk ke IHSG,” ucap Angga dalam risetnya di Jakarta, 10 Juni 2024.

Baca juga: OJK: IHSG per Mei 2024 Ambles 4,15 Persen, Nilai Kapitalisasi Tembus Rp11.825 T

Selain itu, data lain yang bakal rilis pada minggu ini, yakni suku bunga AS atau ed interest rate decision dan FOMC economic projections dan pasar tenaga kerja AS yang mencakup PPI bulanan, Core PPI bulanan, initial jobless claims, continuing jobless claims dan core PPI tahunan.

Adapun, pada pekan lalu IHSG kembali mengalami pelemahan hingga 1,10 persen atau turun 76,9 poin ke level 6.897,95 pada akhir perdagangan Jumat (7/6).

Baca juga: Grup MNC Sebut Kebijakan FCA Merugikan, Ini Respons BEI

Angga menjelaskan hal itu karena sejumlah sentimen seperti OPEC+ yang sepakat untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak sebesar dua juta barel per harinya pada periode 1 Januari-31 Desember 2025.

Ia menambahkan sentimen lainnya, yakni ECB yang resmi memangkas tingkat suku bunganya pertama kali sejak 2019 sebesar 25 basis poin ke level 3,75 persen dan data lowongan pekerjaan serta perputaran tenaga kerja AS yang menyusut ke level 8.059 juta yang merupakan level terendah dalam lebih dari tiga tahun sepanjang April. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News