Jakarta -‐ PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (Cashlez), perusahaan finansial teknologi yang bergerak di bidang Payment Gateway, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker code CASH per tanggal 4 Mei 2020.
Meski di tengah pandemi Covid‐19, Cashlez tetap optimistis memulai langkah baru di bursa papan akselerasi. Tee Teddy Setiawan, Presiden Direktur PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk menyampaikan, proses persiapan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering) atau IPO sejauh ini masih terus dijalankan tanpa terpengaruh oleh kondisi pasar yang sedang tidak menentu.
“Sebagai perusahaan Fintech Payment Gateway yang telah resmi mendapatkan izin dari Bank Indonesia, kami berharap dengan adanya Penawaran Umum Perdana Saham ini dapat mendukung pengembangan bisnis melalui sinergi dari berbagai pihak,” tuturnya di Jakarta, Senin (4/5/2020).
IPO yang dilaksanakan Cashlez pada tanggal 27 April 2020 tersebut dilakukan bersama dengan PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Seremoni pencatatan saham perdana juga dilaksanakan secara virtual melalui kanal media sosial Bursa Efek Indonesia.
Dari IPO ini, Cashlez melepas jumlah saham sebanyak 250 juta saham baru, dengan harga Rp350 per saham. Jumlah modal ini meliputi sekitar 17,5% dari modal disetor dan ditempatkan pada Cashlez. Secara bersamaan, Perseroan juga menerbitkan Waran Seri I dengan rasio 1:1.
Teddy Setiawan melanjutkan, melalui langkah IPO ini, Cashlez telah memperoleh dana segar sebesar Rp87,5 miliar. Sekitar 61,31% dari dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi PT Softorb Technology Indonesia (STI), sesuai dengan rencana Perseroan. Sisa dana akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan.
“Melalui IPO ini, kami dapat terus berinovasi dalam mengembangkan bisnis dan salah satunya adalah akuisisi STI yang menurut kami sangat strategis untuk pertumbuhan bisnis kami,” ujar Teddy.
Akuisisi tersebut diharapkan dapat menciptakan sinergi untuk pengembangan bisnis, salah satunya melalui jumlah merchant yang bergabung bersama Cashlez. Sampai saat ini, jumlah merchant Cashlez mencapai lebih dari 7.000 merchants, 88% di antaranya terdiri dari usaha menengah kecil mikro (UMKM).
Sampai akhir tahun ini, jumlah merchant yang bergabung dengan Cashlez diproyeksikan akan mencapai 10.000 merchants. Dalam hal pertambahan jumlah merchant ini, Cashlez turut berpartisipasi membantu proses digitalisasi UMKM di tengah pandemi Covid‐19.
Sebagai catatan, kinerja perusahaan Cashlez pada tahun 2019 meningkat jika dibandingkan dari tahun sebelumnya. Nilai Gross Transaction Value (GTV) Perseroan pada akhir tahun 2019 meningkat menjadi Rp3.811 miliar atau sebesar 183% year on year (YoY) growth dari tahun 2018. Target peningkatan GTV selanjutnya diproyeksikan 3 kali lipat dari hasil di tahun 2019.
“Sebagai perusahaan yang dapat menyediakan multi payment dengan One Stop Solution kami berharap melalui IPO ini dapat terus bertumbuh dan mendorong perekonomian Indonesia dengan membantu para pelaku usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah,” tutup Teddy. (*)