Investor Simak! Sentimen Berikut Diprediksi Tekan IHSG Sepekan ke Depan

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 3,61 persen dalam sepekan ke level 6.907, dibandingkan penutupan perdagangan pekan sebelumnya pada Jumat, 20 Juni 2025. 

Di tengah pelemahan IHSG, investor asing tercatat melakukan aksi jual (outflow) senilai Rp4,6 triliun di pasar reguler.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, mengatakan bahwa secara teknikal IHSG saat ini sudah menembus area psikologis level 7.000 yang mencerminkan kecemasan pelaku pasar.

“Ada pattern double top pada timeframe daily IHSG dan hal ini dikonfirmasi pada perdagangan Jumat lalu bahwa area neckline dari double top sudah tertembus dan cenderung mengarah bearish,” ujar David dalam risetnya di Jakarta, Senin, 23 Juni 2025.

Baca juga: Awal Pekan, IHSG Dibuka Melemah 1,44 Persen ke Level 6.807

Perdagangan Pekan Ini Hanya Berlangsung Empat Hari

David menambahkan bahwa perdagangan pekan ini akan berlangsung empat hari, yakni 23-26 Juni 2025, karena libur Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah pada Jumat, 27 Juni 2025.

Ia pun mengimbau para trader untuk mencermati dua sentimen kunci terkait geopolitik dan energi.

“Geopolitik antara Israel-Iran masih krusial. Jika konflik mereda, minyak turun dan saham konsumen terangkat. Sebaliknya, jika eskalasi meningkat, pasar energi naik dan sektor pertahanan mendapat keuntungan,” tegasnya.

Sentimen Global: Geopolitik, Harga Minyak, dan Arah Kebijakan The Fed

Adapun pelemahan IHSG sebelumnya juga dipengaruhi oleh sentimen global, yakni adanya political will dari Amerika Serikat (AS) yang memberi sedikit kelegaan kepada investor global. Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menunda aksi militer di Timur Tengah selama dua pekan untuk memberi ruang diplomasi.

Meski begitu, volatilitas pasar masih tinggi akibat ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi harga minyak yang berada di kisaran USD75-USD78 per barel.

Baca juga: Selat Hormuz Ditutup, Goldman Sachs Ramal Harga Minyak Bakal Tembus USD110 per Barel

Selanjutnya, terkait suku bunga The Fed yang dipertahankan di 4,25–4,50 persen, pelaku pasar melihat kebijakan ini lebih mengarah hawkish karena inflasi masih tinggi. Di sisi lain Swiss dan Norwegia justru memangkas suku bunga sebagai respons terhadap tekanan pada mata uang dan ekonomi domestik mereka.

Sentimen Domestik: BI Tahan Suku Bunga dan Dorongan Transisi Energi

Lalu dari domestik, ada suku bunga Bank Indonesia (BI) yang ditahan di level 5,50 persen guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, khususnya di tengah penguatan dolar AS dan tekanan eksternal dari kebijakan suku bunga AS.

Baca juga: Keputusan BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,50 Persen Dinilai Tepat

Sentimen positif lainnya berasal dari komitmen pemerintah terhadap energi terbarukan. Indonesia menargetkan 23 persen bauran energi terbarukan pada 2025, sebagai bagian dari langkah strategis menuju transisi energi bersih. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Daftar 5 Saham Pendorong IHSG Selama Sepekan

Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More

30 mins ago

OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara

Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More

1 hour ago

Rapor Bursa Sepekan: IHSG Naik 1,46 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.844 Triliun

Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More

2 hours ago

NII Melonjak 44,49 Persen, Analis Kompak Proyeksikan Kinerja BTN Bakal Moncer

Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More

14 hours ago

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

15 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

16 hours ago