Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investor ritel di Indonesia hingga saat ini telah menguasai lebih dari Rp1.400 triliun dari Rp9.000 triliun kapitalisasi pasar di pasar saham. Sehingga memberikan dampak yang besar bagi pasar keuangan Indonesia.
Direktur Pengembangan Bisnis BEI, Jeffrey Hendrik menyatakan bahwa terjadi fenomena yang luar biasa, khususnya pada investor ritel yang mencatat pertumbuhan 8 kali lipat di pasar modal selama kurun waktu dari tahun 2017-2021. Dengan total investor di pasar modal sebesar 9,1 juta investor, 4 juta diantaranya adalah investor pasar saham dan sisanya investor reksadana.
“Kalau dari pertumbuhan jumlah investor khususnya investor ritel ini memang terjadi fenomena yang luar biasa seperti yang dapat kita lihat di sini. Dalam kurun waktu dari tahun 2017 sampai dengan 2021 pertumbuhan di pasar modal kita naik lebih dari 8 kali lipat,” ujar Jeffrey dalam Securitization Summit 2022 Jumat, 8 Juli 2022.
Ia menambahkan, meskipun kepemilikan investor ritel hanya 15,6% namun angka tersebut telah merepresentasikan sebesar Rp1.400 triliun. Dari sisi nilai perdagangan, pada tahun 2017 investor ritel BEI sebesar 33,9% dan hingga kini investor ritel telah mencapai 46,7% dari total perdagangan di BEI. Dengan adanya pertumbuhan tersebut, perlu adanya perhatian dalam beberapa hal untuk melindungi dan memberi kemudahan bagi investor ritel.
“Nilai perdagangan yang diciptakan oleh investor ritel sekarang sudah lebih dari 46% dari total nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang kalau kita lihat di tahun 2017 itu masih ada sekitar 30an% artinya nanti investor ritel bei dari waktu ke waktu semakin dominan mungkin ini juga yang harus menjadi perhatian kita,” tambah Jeffrey.
Baca juga : LPS: Pembiayaan Ekonomi dari Investor Ritel dan Milenial Terus Meningkat
Oleh karena itu, BEI sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem sarana untuk mempertemukan demand dan supply, BEI terus mengembangkan produk dan layanan sehingga para investor ritel mendapatkan produk yang baik melalui transaksi di BEI.
Produk yang telah dikembangkan antara lain kemudahan akses dalam pembukaan rekening efek secara online untuk menyasar area yang sulit dijangkau di Indonesia, lalu BEI juga memberikan edukasi-edukasi kepada publik secara online. Serta, telah dikembangkan juga E-IPO untuk proses pemesanan saham dan E-RUPS sebagai penyelenggaraan RUPS untuk memberikan keterbukaan informasi pertanggungjawaban bagi investor secara elektronik.
“Intinya BEI akan terus meningkatkan potensi yang ada di pasar kita yang saat ini 9 juta investor dengan 4 juta adalah investor di pasar saham ini potensinya masih sangat besar yang seharusnya bisa kita dorong terus untuk bertumbuh dari sisi supply juga harusnya masih banyak yang bisa dikembangkan termasuk oleh SMF dan pihak-pihak lainnya yang tujuannya adalah untuk memberikan pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan investor kita,” ucapnya. (*) Khoirifa
Jakarta - Pemerintah memastikan bahwa kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan tipis dalam sepekan terakhir sebesar 0,48… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (25/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan melemah. Hal ini disebabkan… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Rabu, 25 November… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More