Investor Nantikan Hasil Referendum di Inggris

Investor Nantikan Hasil Referendum di Inggris

oleh Agung Galih Satwiko

 

PASAR saham Asia hari Jumat, 19 Februari 2016 umumnya ditutup melemah, tidak terdapat isu yang mengemuka pada perdagangan hari Jumat selain data inflasi AS yang cukup baik membuat potensi kenaikan Fed Fund rate masih dimungkinkan. Indeks Nikkei turun 1,42%, Shanghai composite turun 0,10%, indeks Hang Seng Hongkong turun 0,40%, KOSPI Korea naik 0,39%, dan STI Singapura turun 0,03%. Pasar Eropa ditutup melemah karena turunnya harga saham sektor energi. FTSE 100 Inggris turun 0,36%, DAX Jerman turun 0,80%, CAC 40 Perancis turun 0,39% dan IBEX 35 Spanyol turun 1,22%. Pasar ekuitas AS ditutup melemah akibat turunnya harga minyak, namun membukukan peningkatan mingguan terbesar sepanjang tahun 2016. DJIA turun 0,13%, S&P 500 index relatif tidak berubah, dan NASDAQ composite naik 0,38%. Pagi ini pasar Asia dibuka menguat, Nikkei naik 1,03% dan Kospi Korea naik 0,12% (08.30 WIB).

Inflasi di AS bulan Januari tercatat sebesar 1,4% (yoy), tingkat inflasi tertinggi sejak akhir 2014. Sementara core CPI naik 2,2% untuk periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi AS cukup baik untuk menghasilkan inflasi, sehingga memberikan dukungan pada pihak yang melihat bahwa kenaikan Fed Fund rate tahun ini perlu tetap dilakukan.

Dari Eropa pembahasan mengenai rencana perubahan ketentuan dan persyaratan keanggotaan EU yang digagas Inggris telah selesai dan telah dicapai kesepakatan. Pembahasan mengenai hal ini pada dasarnya adalah untuk mencegah keluarnya Inggris dari EU (Brexit). Dengan diterimanya proposal UK oleh EU maka Cameron (PM Inggris) akan mengampanyekan agar Inggris tetap berada di EU. Perubahan ketentuan dan persyaratan keanggotaan di EU pada umumnya untuk melindungi kepentingan UK. Hal-hal yang didiskusikan dan disepakati antara lain mencakup kebijakan yang membolehkan UK untuk melakukan suspensi tunjangan kesejahteraan imigran dari EU ke UK selama 4 tahun. Selain itu juga aturan untuk melindungi negara-negara EU yang tidak menggunakan mata uang Euro, dan juga provisi yang membolehkan anggota untuk tidak mengikuti ketentuan peraturan EU yang tidak diinginkan. Polling akan dilaksanakan tanggal 23 Juni 2016. Investor mulai memasang posisi hedge terhadap Poundsterling sekiranya hasil polling memutuskan Inggris keluar dari EU sehingga mata uang negara asal sepak bola itu akan melemah.

Masih dari Eropa, salah satu anggota ECB Jan Smets, Gubernur bank sentral Belgia, menyatakan bahwa inflasi yang tetap rendah dan mendekati level 0% berpotensi mengarah tidak hanya ke deflasi, namun lebih jauh dapat berpotensi menuju resesi. ika pun tidak deflasi atau resesi, inflasi yang rendah dalam jangka yang terlalu lama akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Smets menyebutkan bahwa kebijakan menurunkan tingkat bunga tidak cukup perlu ditunjang dengan kebijakan lain. ECB akan kembali mengadakan pertemuan pada tanggal 10 Maret mendatang.

Dari Asia, China memberhentikan pimpinan China Securities and Regulatory Commission (CSRC), Mr. Xiao Gang, setelah jatuhnya pasar saham China dengan nilai kapitalisasi yang tergerus mencapai USD5 triliun tahun lalu. Selain hilangnya nilai kapitalisasi pasar saham China secara signifikan, diperlukannya bantuan atau intervensi dari Pemerintah dan kejatuhan pasar saham China awal tahun ini turut menjadi hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemberhentian pimpinan CSRC. Masih dari China, deputi gubernur PBOC, Mr. Yi Gang, di depan forum ekonom di Beijing hari Jumat menyatakan, bahwa kebijakan moneter yang terlalu lemah akan dengan mudah membuat Yuan terdepresiasi. Saat ini PBOC tidak menjadikan depresiasi Yuan sebagai agenda utama. PBOC memprioritaskan stabilisasi Yuan. PBOC juga akan mengenakan giro wajib minimum yang lebih besar pada bank-bank yang terlalu agresif memberikan pinjaman.

Harga minyak dunia ditutup melemah. Tidak adanya komitmen yang nyata untuk mengurangi produksi minyak kembali membuat pelaku pasar banyak melakukan order jual pada oil futures. Baker Hughes melaporkan jumlah kilang minyak US turun 26 unit hingga menjadi 439 unit, penurunan 9 minggu berturut-turut. Jumlah kilang minyak US telah turun 606 unit dalam setahun terakhir. Pada perdagangan kemarin, WTI crude Nymex untuk pengiriman Maret turun USD1,13 (3,7%) ke level USD29,64 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman April turun USD1,27 (3,7%) ke level USD33,01 per barrel. Pergerakan harga minyak cukup berfluktuasi dipengaruhi oleh harapan akan berkurangnya produksi minyak seiring pertemuan antara Rusia, Arab Saudi, Qatar dan Venezuela minggu lalu. Namun kemudian harapan tersebut turun kembali setelah Iran menegaskan tidak mengurangi outputnya dalam rangka meningkatkan pangsa pasar yang hilang sejak dikenakan sanksi, dan setelah Arab Saudi juga menyatakan ketidaksiapannya untuk mengurangi produksi.

Yield UST turun tipis setelah harga minyak kembali turun, meskipun di sisi lain data inflasi AS bulan Januari lebih tinggi dari yang diperkirakan. Yield UST 10 year turun 1 bps ke level 1,75%. Sementara UST 30 year turun 3 bps ke level 2,60%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 year telah turun 52 bps (akhir tahun lalu 2,27%). Sementara di Jerman, yield German Bunds tenor 10 tahun turun 1 bps ke level 0,20%.

Pasar SUN ditutup melemah, yield SUN tenor 10 tahun naik 7 bps ke level 8,11%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 63 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG ditutup turun 81,23 poin (1,70%) ke level 4.697,56. Year to date IHSG membukukan peningkatan indeks sebesar 2,27% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Asing membukukan net sell sebesar Rp912,2 miliar sehingga year to date asing masih membukukan net buy sebesar Rp1,82 triliun. Sementara itu, nilai tukar Rupiah ditutup melemah Rp6 ke level Rp13.509 per Dolar AS. NDF Rupiah 1M menguat Rp1 ke level Rp13.569. Dari sisi teknikal, Rupiah diperkirakan akan stabil. Rupiah telah menguat sekitar 2% year to date. Persepsi risiko tidak berubah, CDS spread 5Y naik 1 bps ke level 239. Persepsi risiko selama tahun 2016 meningkat, tercermin dari naiknya CDS sebesar 10 bps dari posisi awal tahun yang tercatat sebesar 229. (*)

Penulis adalah Staf senior Wakil Ketua DK OJK

Related Posts

News Update

Top News