“Jadi siapa yang mengatakan pemerintah itu bisa atau enggak bisa tanpa menambah utang. Itu political choice and strategic choice. You want to invest or you just stop to do anything hanya for the shake of untuk tidak utang saja. Jadi utang itu is responsible policy atau decision, dia bukan karena kita suka. Ini bukan masalah suka atau enggak suka, ini choice,” jelas Sri Mulyani.
Baca juga: Angka Kemiskinan naik, Pemerintah Dinilai Tak Efektif Kelola Utang
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan, apakah lebih baik pemerintah mengumpulkan pajak lebih besar dan membuat masyarakat panik atau Indonesia berutang tapi kemudian Indonesia bisa menggunakan utangnya untuk sesuatu yang jelas seperti pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih. “Tentu lebih baik menggunakan utang demi asas kemanusiaan dan subsidi masyatakat,” tambah Sri Mulyani.
Kementerian Keuangan mencatat total utang pemerintah pusat hingga Juni 2017, sebesar Rp3.706,52 triliun. Jumlah itu naik Rp34,19 triliun dari posisi akhir Mei 2017, yang sebesar Rp3.672,33 triliun. (*)
Editor: Paulus Yoga